BAB I
PENDAHULUAN
Agama
Islam adalah peraturan dalam kehidupan manusia yang sesuai dengan akal
dan pikiran, yang dibawa oleh utusan Allah SWT yang terpilih yaitu nabi
Muhammad Saw. Agama Islam bermisi untuk mengajak dan memerintahkan
umatnya untuk selalu menyebarkan dan menyiarkan ajaran mereka kepada
seluruh umat manusia. Dan agama Islam tidak ada henti-hentinya untuk
mengajak agama lain untuk mengajarkan pengajaran mereka kepada umat
lain.
Menurut
agama islam, pengajaran Muhammad melalui Al Qur-an sangatlah
mendapatkan jaminan untuk masuk surga dan satu-satunya jalan keselamatan
yang kekal bagi semua orang yang sudah menjadi agama Islam. Para
penganut agama Islam selalu mengatakan ajaran lain penuh dengan
kesalahan, tetapi kesalahan itu merupakan dosa akibat tidak menjalankan
perintah ajarannya. Dan para penganut agama Islam tidak menyadari bahwa
mereka telah disesatkan oleh Al Qur-an untuk melakukan kesalahan dan
mereka menganggap hal tersebut bukan dosa, padahal jelas tertulis bahwa
kesalahan adalah dosa yang paling dilaknat dalam pengajaran mereka.
Sebenarnya
sudah berjalan puluhan tahun terjadinya hampir seluruh dunia
penginjilan selalu ada hambatan. Di indonesia sudah ternyata kesulitan
Injil diberitakan oleh karena penganut agama Islam mengecam para hamba
Tuhan untuk tidak menginjinkan Injil Kristus yang membawa keselamatan
diberitakan di Indonesia. Pengecaman masuknya pengajaran agama lain di
suatu tempat, hal ini menandakan ketidak benaran apa yang diajarkannya
oleh agama Islam dan ketakutan akan pengajarannya akan dicemoohkan dan
penganut sebelumnya akan meninggalkan dan masuk diajaran yang baru
tersebut yaitu agama Kristen.
BAB II
TENTANG BIBLIOLOGI
A. Pengajaran Al Qur-an
Kalau
dipandang dari sudut kepercayaan agama islam, bahwa Al Qur-an adalah
satu-satunya Firman Allah yang benar. Yang Allah turunkan melalui
Muhammad Saw, dan dia menuliskan itu kepada umatnya sebagai firman Allah
yang langsung Allah berikan/sampaikan oleh Allah sendiri melalui
Mummhamad.
Sebelum
Muhammad lahir, kekristenan sudah jauh-jauh sebelum Muhammad lahir
kekristenan sudah ada sehingga nama ayahnya dari Muhammadpun pada
awalnya adalah orang Kristen yaitu Abdullah yang artinya abdi Allah, dan
nama ibunya dari Muhammad itu adalah Amina. Al Qur-an memiliki 114
pasal dan seharusnya pasal yang pertama yang sebenarnya adalah pasal
yang 96.
Dalam
ajaran Muhammad saw, mengajarkan bahwa percaya kepada Allah itu bahwa
sangat penting dan prinsipil. Itulah yang menjadi pusat urat nadi islam
dan sumber kekuatan. Semua kepercayaan, perintah dan undang-undang islam
berdiri diatas Al-Qur-an yang telah dituliskan oleh Muhammad kepada
umatnya.[1]
B. Pengajaran Yang Alkitabiah
Alkitab
adalah satu-satunya Firman Tuhan yang menjadi dasar kepercayaan orang
Kristen, karena setiap kepercayaan pasti memiliki dasar yang kuat
“Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang
benar itu?”. Alkitab adalah fondasi dari semua Doktrin yang benar atau
mengajarkan nilai-nilai moral yang tinggi adalah berasal dari Alkitab.
Oleh sebab itu, inti dari kekristenan adalah mempelajari Doktrin Alkitab
yang benar sehingga melalui pengajaran yang benar maka Iman orang
Kristen memiliki dasar yang kuat untuk dapat dipertanggung jawabkan.
Kita
tahu bahwa Alkitab tidak ada salah. Kita peracaya bahwa Tuhan selalu
menuntun Rasul-RasulNya untuk menuliskan Firman-Nya apa yang mereka tahu
dan bukan mengandalkan kehebatan mereka melaikan Roh Allah yang selalu
bersama mereka, dan Roh Kudus berperan sebagai penuntun mereka untuk
memilih kata-kata yang tepat sehingga memiliki sebuah Firman Allah yang
kata-katanya cupuk bagus yang disetujui oleh Allah, sehingga selesainya
tulisan para Rasul dan Nabi-Nabi itu menjadi satu buku yaitu Alkitab
yang biasa disebut Firman Allah yang menjadi dasar kepercayaan orang
Kristen sehingga diluar Alkitab tidak Firman Tuhan.[2]
BAB III
TENTANG KESELAMATAN (SOTERIOLOGI)
A. Pengajaran Islam Tentang Keselamatan
Pandangan
Islam tentang keselamatan adalah mereka bergantung pada apa kata
Al-Quran. Mengenai pengajaran Al Qur-an tentang keselamatan yaitu Allah
adalah Maha pengasih dan penyayang serta Maha pengampun. Oleh karena
itu, Allah tidak membiarkan manusia binasa oleh karena dosa, senanatiasa
Allah tetap menyediakan jalan keselamatan bagi semua umat-Nya yang
selalu berbuat baik ataupun melalui amal seseorang.
Pengajaran
yang didapatkan oleh ketidakbenaran ini, tidak lain dari pada ajaran
Muhammad oleh ketidak mengertinya latar belakang Adam dan Hawa sehingga
mengajarkan bahwa Adam dan Hawa ada di sorga dan sesudah itu keluar dari
sorga, mereka berdua telah bertobat dan memohon ampunan dari Allah Swt.
Allah telah mengampuni dosa dan menerima pertobatan mereka disaat itu
juga. Sebagaimana firman Allah di dalam Al Qur-an surat Thaha (surat 20)
“kemudian Tuhannya memilihnya, maka dia menerima taubatnya dan
memberinya petunjuk”. ayat 123 “Allah berfirman: turunlah kamu berdua
dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang
lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk dari Aku, lalu arang siapa yang
mengikuti petunjukKu, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.[3]
Menurut
ayat Al Qur-an diatas, sama sekali tidak ada jaminan kepada kaum muslim
untuk dapat dikeselamatan, dan juga tidak ada cara Tuhan bagaimana cara
menyelesaikan dosa mereka yang telah menjadikan hubungan manusia
terhadap Allah tidak dapat dihampiri. Sehingga konsekuensi selanjutnya
mereka tidak mendapatkan penebusan dosa karena mereka satu-satunya tidak
percaya kepada Juruselamat yang telah mati dikayu salib demi dosa seisi
dunia.
B. Pengajaran Kristen Tentang Keselamatan Yang Alkitabiah
Pengajaran
Kristen tentang keselamatan yaitu, bahwa setiap manusia yang sudah
jatuh kedalam dosa, tidak bisa masuk sorga karena sorga adalah tempat
yang Maha Kudus. Oleh karena tidak ada pilihan lagi selain dosa itu
dihukumkan baru dosa manusia dapat terselesaikan. Maka pada saat Adam
dan Hawa jatuh kedalam dosa, maka Allah segera menjajikan Juruselamat
untuk dihukumkan diatas kayu salib supaya hubungan manusia dengan Allah
bisa bersatu kembali.
Sebelum
Juruselamat datang yang telah Allah janjikan itu kepada manusia pada
saat manusia jatuh kedalam dosa, Allah memerintahkan manusia dengan
melaksanakan ibadah simbolik yaitu dengan mengambil seekor anak domba
dan menyembelih domba itu sambil memegang kepalanya dan mengaku salah
artinya menyesal atas perbuatannya yang dulunya tidak percaya dan
sekarang menjadi percaya. Domba yang disembelih itu yaitu sebagai simbol
untuk mengingat pada janji Allah bahwa Allah akan mengirim Juruselamat
yang menghapus dosa seisi dunia (Kej. 3:15; Gal 4;4).[4]
Sesudah
genap hukuman kematian yang dijanjikan Allah kepada manusia dengan
Yesus dihukumkan diatas kayu salib, maka jalan keselamatan kepada semua
manusia dianugerahkan oleh Allah secara cuma-cuma. Maka barang siapa
yang mengaminkan dalam hati dan mengakuinya bahwa dia orang berdosa,
maka bertobat dan percaya bahwa Yesus mati diatas kayu salib oleh karena
dosa saya, dan sekarang saya hidup bagi Dia karena Dia telah menebus
dosa saya. Maka dengan kita percaya dan bertobat bahwa Yesus mati karena
dosa manusia, kita akan mendapatkan kepastian masuk sorga, dan inilah
yang benar sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Alkitab.
Kematian Yesus dapat kita pahami sebagai "korban pendamaian", bukan dalam arti victim tetapi sacrifice pengorbanan.[5]
Dengan menggunakan istilah ini “Perjanjian Baru” khususnya kitab
Ibrani, mengatakan bahwa kematian Yesus adalah penggenapan terhadap
bentuk-bentuk korban yang terdapat dalam Perjanjian Lama. Dalam PL,
banyak ritual persembahan korban, antara lain korban pendamaian, yang
dilakukan oleh seorang Imam Besar. Kematian Yesus adalah korban yang
sempurna dan dipersembahkan oleh seorang Imam Besar yang sempurna, yakni
diriNya sendiri. (Ibrani 9:11-12). Jadi, Yesus adalah Imam Besar yang
datang kepada Allah dengan membawa korban dan korban itu adalah diriNya.
Karena itu korban persembahan Yesus adalah korban yang sempurna.
Dalam konteks inilah maka Paulus berbicara mengenai kematian Yesus sebagai "jalan pendamaian" (Roma
3:25) sebagaimana korban PL adalah suatu simbol jalan pendamaian
manusia dengan Allah. Dan melalui kematian Yesus tersebut, tersedia
suatu dasar ilahi bagi Allah untuk mengampuni manusia-manusia berdosa.
Bagaimana
Allah yang benar dan kudus dapat mengampuni manusia yang berdosa,
sedangkan dosa adalah suatu kondisi dan tindakan manusia yang "melukai"
kemuliaan Allah? Disinilah letak jasa Yesus melalui kematianNya, untuk membayar penuh "hutang-hutang" manusia yang telah mencisderai kemuliaan Allah. "Ia
mengampuni segala pelanggaran kta dengan menghapuskan surat hutang,
yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu
ditiadakannya dengan memakukannya pada kayu salib, (Kolose
2:13b-14). Bagaimana pengampunan itu dapat terjadi? Dalam konteks ini,
kita perlu mehami bahwa pengampunan itu dimungkinkan oleh kematian Yesus
sebagai kematian yang menggantikan kita dihukumkan di atas kayu salib (substitutionary).
Seharusnya manusialah yang dihukum oleh keadilan Allah. Tetapi Yesus
menggantikan manusia, memikul dosa manusia, dan menerima penghukuman
tersebut, (Gal 3:13).[6]
Kematian
Yesus Kristus di atas kayu salib untuk menggantikan umat manusia
dihukumkan. Yesus adalah representasi manusia dihadapan Allah. "Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru (Ibr
9:15)”. Tetapi untuk mendapatkan bagian dalam perjanjian tersebut, kita
perlu berpartisipasi "didalam Yesus Kristus", suatu isitilah yang
sering digunakan Paulus untuk menggambarkan "kesatuan spiritual" antara
manusia dengan Yesus Kristus. Yang dapat diartikan sebagai percaya,
menerima dan mendapat bagian dalam kematian dan
kebangkitan-Nya,(Rom6:6,8;8:1).
BAB IV
PANDANGAN TENTANG GEREJA (EKKLESIOLOGI)
A. Agama Yang Alkitabiah
Yesus
datang ke dunia bukan untuk menggabungkan gereja dengan negara.Tetapi
Tuhan Yesus dengan tegas mengatakan ketika Dia mengajar orang banyak dan
salah satu diantara orang farisi atau ahli taurat bertanya kepada Yesus
dengan tujuan untuk menjebak Yesus apa kata-Nya “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah
Mat. 22:21”. Yang Tuhan Yesus mau pada waktu itu adalah harus ada
pemisahan antara negera dan gereja/pemerintahan seperti yang tertulis
dalam I Tim. 3:15 “...Jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan
dasar kebenaran”.
Gereja
yang Tuhan mau adalah sebagaimana yang sudah tertera diatas bahwa harus
ada pemisahan antara Gereja dengan Negara. Kalau kita bandingkan
menurut konsep agama islam, mereka tidak ada pemisahan antara Negera
dengan Gereja.
Gereja
yang benar selalu mengajarkan kebenaran, maka itu tidak ada gereja yang
membahayakan negara serta gereja lainnya yang tidak mau mengikuti
doktrin yang diajarkan. Sejarah membuktikan bahwa disaat mayoritas warga
negara memperhatikan pengajaran Alkitab, maka kondisi negara akan
menjadi semakin baik, dan kehidupan masyarakat disemarakkan dengan
perbuatan baik.[7]
B. Agama Menurut Pandangan Kaum Muslim
Sifat
kaum Muslim adalah tidak jauh dari sifat komunis yaitu tidak membiarkan
agama lain untuk memberitakan kebenaran firman Tuhan yang
sungguh-sungguh diinspirasikan Allah kepada manusia melalui anugerah-Nya
untuk menyelamatkan manusia sebagai Ciptaan-Ny. Agama Islam mengajarkan
semua apa yang dituliskan oleh Muhammad dengan menyerang orang yang
tidak memihak kepada ajarannya dan mereka beranggapan bahwa tidak ada
agama lain yang benar menurut mereka selain agama islam yang sempurna
dan mereka mengklaim bahwa agama islam berasal dari Allah, dan semua itu
adalah penyembah-penyembah berhala menurut pengajaran Al-Quran.
BAB V
KESIMPULAN
Kita
sudah tahu bahwa agama Kristen dengan agama Islam sangat jauh
perbedaannya, kalau kita pandang dari sudut kepercayaannya tidak ada
sedikitpun memiliki persamaan dengan agama Kristen dengan islam. Agama
Islam mengajarkar keutaman usaha manusia untuk masuk sorga, yaitu dengan
beramal banyak demi mendapatkan kerajaan sorga.
Menurut
kaum muslim, Allah tidak perlu menjatuhkan hukuman kepada manusia,
karena dosa yang telah manusia lakukan adalah Allah sudah mengampuninya
karena Allah adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, itulah sebabnya
kaum muslim tidak percaya kepada Yesus Kristus yang telah mati diatas
kayu salib demi dosa seisi dunia.
Agama
Kristen menjagarkan, dengan pernyataan iman kita dan keprihatinan
kepada Yesus Kristus, mungkin mereka meminta tanda, meminta bukti dan
lain sebagainya. Namun satu hal yang perlu diingat, bahwa dengan percaya
kepada Yesus dan kuasa kebangkitanNya dari kematian, maka kehidupan
kekal sudah diberikan kepada kita. Yesus telah memberikan hidup kekal
itu dan Dia telah menyelamatkan kita dari kuasa dosa. Walaupun kita
tidak melihat peristiwa kebangkitan Yesus dengan mata kepala sendiri,
namun kita percaya kepada kuasa kebangkitan-Nya dengan mata iman.
Berbahagialah kita yang tidak melihat namun percaya (Yohanes 20:29).
Oleh karena itu, mari kita dengan iman penuh datang kepada Yesus dan
menyerahkan sepenuhnya hidup kita kepadaNya. Percayalah kepadaNya dan
juga kepada kuasa kebangkitan-Nya karena memang Dia adalah Tuhan.
[1] Ust. Hanafi, Kunci Ibadah. (Jakrta: Penerbit Bintang Indonesia Jakarta, 2001), hal.11
[2] Steven E. Liauw, Ketiadasalahan Alkitab (Jakarta: peberbit GBIA Graphe, 2005), hal. 25
[3] . Masyhud S.M, Santri Pendeta (Penerbit, Pustaka Da'i Surabaya 1992), hal. 200
[4] Sehento Liauw. Doktrin Keselamatan Alkitabiah. (Jakarta: Penerbit GBI Graphe, 2007), hal 68-69
[5] J. Wesley Brill, Dasar Yang Teguh (Bandung: Penerbit, Yayasan Kalam Hidup, 1999), hal. 123
[6] Henry Clarence Thiessen, Teology Sistematis (Penerbit, Gandum Mas Cetakan Keenam 2003), hal.358-359
[7] Sehento Liauw. Doktrin Gereja Alkitabiah. (Jakarta: Penerbit GBI Graphe, 1996), hal 78-81