“Apa yang Kuperintahkan kepadamu pada
hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya
berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau
duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau
berbaring dan apabila engkau bangun” (Ulangan 6:6-7).
Semua orang tua berkewajiban mendidik
dan mengajar anak-anak mereka agar hidup benar dan takut akan Tuhan dan
dikemudian hari mereka menjadi alat-alat Tuhan untuk menjalankan agenda
kerajaan Allah di dunia. Namun sebelum orang tua mengajar anak-anaknya,
mereka terlebih dahulu menguasai hikmat firman Tuhan dan hidup selaras
dengan Alkitab sehingga prinsip hikmat ini terpantul dalam karakter
orang tua.
Sebagai Orangtua,
Ada 9 Prinsip yang Harus Diajarkan Kepada Putra-putri kita:
- Ajarlah Anak Anda untuk Takut akan Tuhan.
Amsal 1:7 berkata, “Takut akan Tuhan
adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan
didikan.” Amsal 9:10 Mengulang tema ini: Permulaan hikmat adalah takut
akan Tuhan, dan mengenal yang Mahakudus adalah pengertian. Takut akan
Tuhan adalah dasar yang sejati dari hikmat yang perlu diajarkan kepada
anak-anak kita. Kesuksesan mendidik anak sebenarnya dimulai dengan
menanamkan rasa takut akan Tuhan secara tepat di dalam diri anak anda.
Rasa takut kepada Tuhan memiliki dua aspek.
Aspek pertama adalah penghormatan.
Ini adalah kekaguman yang suci akan kekudusan mutlak dari Tuhan. Di
dalamnya tercakup rasa hormat dan pemujaan yang menghasilkan rasa takut
ketika berhadapan dengan sosok yang termulia.
Aspek kedua adalah rasa takut akan apa yang tidak disukai Tuhan.
Iman sejati mengakui kedaulatan Tuhan untuk menegur, menghukum,
menghakimi. Oleh sebab itu, di hadapan Tuhan, hikmat yang benar bergetar
dengan takut dan gentar yang kudus, sehat dan penuh pengertian.
Sejak usia dini, ajarlah anak anda bahwa
dosa adalah sebuah kejahatan besar yang menentang Tuhan yang kudus.
Ajarlah mereka bahwa Tuhan tidak berpura-pura, dan mereka akan menuai
akibat pahit dari semua dosa yang ditaburnya. Tanamkan dalam diri mereka
suatu rasa takut akan Tuhan yang sehat. Tanpa rasa takut seperti itu,
pertobatan sejati bahkan tidak mungkin terjadi.
- Ajarlah Anak Anda untuk menjaga pikiran mereka.
Berikut ini adalah sebuah prinsip yang
harus lebih banyak ditekankan oleh orang tua, terutama di dalam era
internet.
Amsal 4:23 berkata, “jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan,
karena dari situlah terpancar kehidupan.” Firman Tuhan berbicara
mengenai hati sebagai tempat kedudukan, baik emosi maupun pikiran. Kata
ini sering digunakan sebagai sinonim pikiran. “Sebab seperti orang yang
membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia (Amsal 23:7).
Serangan gencar melawan pemikiran yang
besar datang dari berbagai kubu: televisi, radio, film, musik, internet.
Jadi tugas orang tua jelas sangat berat. Orang tua sanggup, dan harus
melindungi anak-anak dari keterbukaan terhadap aspek yang paling buruk
dari dunia hiburan modern dan media. Pantaulah apa yang mereka lihat dan
dengar. Jangan biarkan mereka sendirian menjelajah internet. Jangan
serahkan remote televisi ke tangan mereka dan kemudian anda meninggalkan
ruangan.
Sadari juga bahwa anda tidak dapat
mengajar anak anda untuk menjaga hati dan pikiran mereka semata-mata
dengan berupaya melindungi mereka dari pengaruh jahat yang datang dari
luar. Anda juga harus melatih mereka untuk bertindak bijaksana dan dapat
membedakan yang benar dan yang salah. Anda juga harus mengajar mereka
bagaimana memupuk pemikiran yang sehat.
Seperti yang ditulis oleh rasul Paulus,
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia,
semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap di
dengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah
semuanya itu (Filipi 4:8). Karena itu orang tua mempunyai tugas dalam
program pembentukan pikiran anak-anak mereka dengan kebenaran, kebaikan,
kesetiaan, kejujuran. Semua itu merupakan bagian dari pengajaran bagi
anak-anak kita untuk menjaga pikiran mereka.
- Ajarlah anak anda untuk menaati orang tua
Seruan pertama yang langsung ditujukan
kepada putranya di dalam kitab Amsal adalah: hai anakku, dengarkanlah
didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu” (Amsal 1:8), dan
berikut ini merupakan peringatan yang jelas bagi anak yang suka
membangkang: Mata yang mengolok-olok ayah, dan enggan mendengarkan ibu
akan di patuk gagak lembah dan dimakan anak rajawali (Amsal 30:17).
Orang tua harus mengajar ketaatan kepada anak mereka. Ini merupakan
salah satu tanggung jawab orang tua yang paling mendasar dan jelas. Jika
kita ingin membesarkan sebuah generasi anak-anak yang bertekad untuk
hidup dalam kebenaran, mereka harus mulai dengan mempelajari bagaimana
menaati orang tua mereka.
Mendidik anak mencakup disiplin, dan
jika diperlukan, hukuman dan peringatan. Orang tua yang gagal untuk
menegur ketidaktaatan anak menunjukkan orang tua yang kekurangan kasih.
“Siapa yang tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya, tetapi
siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya (Amsal 13:24).
Dengan kata lain, hukuman yang pantas bukan semata-mata memberi ganjaran
terhadap kesalahan tetapi benar-benar demi kepentingan yang terbaik
dari sang anak. Hukuman tidak diberikan sebagai pembalasan tetapi
sebagai penolong untuk pertumbuhan anak, sesuatu yang mendidik dan
menguatkan anak.
Hukuman berguna untuk menolong memenuhi
pikiran anak dengan hikmat. Hukuman mengusir kebodohan dari hati mereka.
Selain itu juga dapat membebaskan mereka dari kesengsaraan akibat dosa
dan termasuk neraka. Hukuman juga harus tegas dan tidak berubah-ubah.
Alkitab berkata: “hajarlah anakmu selama
ada harapan, tetapi jangan engkau menginginkan kematiannya (Amsal
19:18). Jangan mengubah-ubah displin dan jangan bersikap sangat lemah
sehingga anda menjadi lunak secara berlebihan. Teguran harus kukuh dan
teguh, kalau tidak teguran itu tidak akan berhasil. “Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya” (Amsal 29:15).
- Ajarlah anak anda untuk memilih teman mereka.
Salomo menulis, “Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang”
(Amsal 13:20). Orang tua harus serius dalam hal ini. Jika anda tidak
menolong anak anda untuk memilih, dan membantu mereka belajar memilih
bagi diri mereka sendiri, persahabatan yang benar, maka pergaulan yang
salah tidak terelakkan lagi akan memilih mereka. Oleh sebab itu,
tanggung jawab untuk mengajar anak anda bagaimana memilih teman mereka
secara bijaksana merupakan suatu elemen dasar mendidik anak secara
alkitabiah dengan sukses.
Rasul Paulus menulis, “janganlah kamu sesat, pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik”
(1 Korintus 15:33). Dan pengaru bukruk di antara teman mereka
menciptakan bahaya yang mematikan. Ingat! Sedikit ragi (pengaruh)
mengkhamiri seluru adonan” (1 Kor.5:6). Anda harus mengajar mereka untuk
memilih teman pergaulan mereka dengan bijaksanan. Teman sebaya yang
takut akan Tuhan.
- Ajarlah anak anda untuk mengendalikan nafsu mereka.
Jauhilah nafsu orang muda, kejarlah
keadilan, kesetiaan, kasih dan damai sejahtera bersama-sama dengan
mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni (2Timotius 2:22)
Jelas sekali Rasul Paulus berbicara mengenai nafsu orang muda. Orang
tua yang bijaksana akan menyadari bahwa semua remaja mengembangkan
hasrat yang kuat yang dapat memimpin mereka pada tragedi kecuali mereka
belajar mengendalikan nafsu mereka. Ajarlah anak anda bahwa satu-satunya
tempat yang tepat menemukan kepuasan bagi hasrat seksualnya adalah pada
pasangan hidupnya sendiri (suami atau istri mereka, bila mereka menika
nanti).
Orang tua, janganlah lakukan seperti
yang diperbuat Salomo. Ajarkanlah pelajaran ini kepada anak anda, baik
melalui perilaku maupun perintah anda.Tunjukkanlah kepada mereka melalui
cara anda memperlakukan pasangan anda dan melalui ucapan anda satu sama
lain bahwa kepuasan yang sesungguhnya hanya ditemukan di dalam
perjanjian pernikahan.
- Ajarlah anak anda untuk menjaga perkataan mereka.
Amsal 4:24, Salomo mengatakan kepada
putranya, buanglah mulut serong daripadamu dan jauhkanlah bibir yang
dolak-dalik daripadamu. Orang tua perlu mendidik anak mereka agar
menjaga perkataan mereka. Perkatakanlah kebenaran. Berbicaralah mengenai
apa yang bermanfaat, bukan yang melukai orang lain. Dan pertahankanlah
perkataan Anda agar senantiasa murni. Dan simaklah peringatan khusus
dari Amsal 10:11: “Mulut orang benar adalah sumber kehidupan”. Amsal 12:22: “Orang yang dusta bibirnya adalah kekejian bagi Tuhan, tetapi orang yang berlaku setia di kenanNya”.
Satu pelajaran yang selalu ditekankan
berulang kali pada anak kita adalah betapa penting untuk mengatakan hal
yang benar. Berikut ini ada pelajaran penting yang lain tentang menjaga
perkataan anda, Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi
siapa yang menahan bibirnya, berakal budi. (Amsal 10:19). Ajarlah anak
anda bahwa seringkali lebih bijaksana untuk tidak berbicara.
- Ajarlah anak anda untuk merampungkan pekerjaan mereka
Hampir setiap orang akan bekerja keras,
atau tampak bekerja keras, ketika bos sedang mengawasi. Tetapi semut
bekerja keras meskipun tidak mempunyai pengawas. Ajarlah anak anda
bekerja berdasarkan dorongan dari diri sendiri jika mereka ingin sukses
di dalam hidupnya. Apakah anak anda mengetahui bagaimana membuat rencana
dan bekerja demi kebutuhan masa depan mereka? Ini merupakan pelajaran
penting lain yang harus diajarkan oleh orang tua bijaksana kepada
anak-anak mereka. Bila tidak anak-anak kita akan bertumbuh menjadi
pemalas. Seorang pemalas adalah orang yang tidak rajin. Dia melakukan
apa yang disenanginya dan menunda apa yang dirasa tidak menyenangkan.
- Ajarlah anak anda untuk mengatur uang mereka. Amsal 3:9-10.
muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan
dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu
akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan
meluap dengan air buah anggurnya. Dengan kata lain, jika anda bermurah
hati kepada Tuhan, Dia akan bermurah hati kepada Anda. Jadi muliakanlah
Tuhan dengan harta Anda.
Ini adalah peraturan pertama dari
penataan keuangan. Penghasilan pertama adalah milik Tuhan. Dan bukan
saja penghasilan pertama, tetapi semua harta kepunyaan kita harus
digunakan untuk kemuliaan Tuhan. Oleh sebab itu, jika Anda ingin putra
dan putri anda mengenal kepenuhan berkat Tuhan, ajarlah mereka bagaimana
memberi dengan murah hati kepada Tuhan, dan ajarlah mereka bagaimana
menggunakan harta mereka untuk memuliakan Dia.
9.Ajarlah Anak Anda untuk mengasihi sesama mereka
Akhirnya, ajarlah anak anda untuk
mengasihi sesama mereka. Ajar mereka untuk menghargai kebaikan dan
kemurahan dan belas kasihan: Janganlah menahan kebaikan daripada
orang-orang yang berhak menerimanya padahal engkau mampu melakukannya.
Yesus mengatakan bahwa perintah untuk mengasihi sesama manusia merupakan
hukum terbesar kedua di dalam seluruh hukum (Mat 22:39). Tentu saja
hukum yang terbesar adalah ulangan 6:5: “Kasihilah Tuhan, Allahmu,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap
kekuatanmu.
Inilah kewajiban orang
tua. Orang tua, jika anda gagal mengajar anak anda untuk takut akan
Tuhan, iblis akan mengajar mereka untuk membenci Tuhan. Bila anda gagal
mengajar mereka untuk menjaga pikiran mereka, iblis akan mengajar
mereka untuk memiliki pikiran yang jahat, jika anda gagal mengajar untuk
menaati orang tuanya , iblis akan mengajar mereka untuk memberontak
dan menghancurkan hati orang tua mereka, bila anda gagal mengajar mereka
memilihkan teman pergaulan untuk mereka, iblis akan memilihkan teman
untuk pergaulan mereka, jika anda gagal mengajar untuk mengendalikan
hawa nafsu mereka, iblis akan mengajar mereka bagaimana memuaskan hawa
nafsu mereka, Jika anda gagal mengajar mereka untuk menjaga perkataan
mereka, iblis akan mengisi mulut mereka dengan perkataan najis dan
sebagainya. Kita memiliki tanggung jawab yang sangat besar bagi generasi
ini dan generasi yang akan datang.