Alkitab adalah buku yang sangat hebat.
Di awal abad ke-20 penginjil Billy Sunday menggambarkan Alkitab seperti
istana yang sangat megah. Dia menulis: Saya masuk melalui serambi
bertiang-tiang kitab kejadian dan kemudian berjalan menelusuri gedung
kesenian Perjanjian Lama di mana saya melihat lukisan Yusuf, Yakub,
Daniel, Musa, Yesaya, Salomo dan Daud digantung di tembok; lalu saya
masuk ke ruangan musik Mazmur dan Roh Tuhan yang sedang bermain keyboard
masuk ke tubuh saya sampai saya merasakan setiap buluh dan suling dari
alat musik natural dari Tuhan menanggapi kecapi Daud dan kehebatan Raja
Salomo dengan syair-syairnya. Lalu saya masuk ke dalam rumah kerja
Amsal. Lalu berjalan melalui observatorium para nabi dan saya melihat
berbagai ukuran lukisan foto-foto, beberapa diantaranya menunjuk ke arah
bintang yang sangat jauh atau sebuah kejadian. Semuanya berpusat pada
Satu Bintang bercahaya yang akan terbit sebagai sumber pengampunan dosa.
Lalu saya pergi memasuki ruangan Raja-Raja dan mendapat penglihatan
dari 4 penjuru: Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Kemudian saya masuk
ke ruangan surat-menyurat dan saya melihat Petrus, Jakobus, Paulus dan
Yudas (bukan Yudas Iskariot) sedang menuliskan semua pelajaran-pelajaran
penting untuk dunia ini. Lalu saya masuk ke pentas-pentas penting Kisah
Para Rasul dan melihat Roh Kudus meneguhkan sebuah gereja Kudus. Lalu
terus berjalan ke ruang tahta besar dan melihat sebuah pintu pada kaki
dari sebuah menara dan saya melihat ke atas. Saya melihat seorang
berdiri di situ, bersinar seperti cahaya pagi “Yesus Kristus”, Anak
Tunggal Allah dan saya menemukan Dia sebagai sahabat yang paling sejati
manusia yang mana tidak ada kesalahan pada diriNya.
Alkitab adalah sebuah buku yang sangat menginspirasikan. Akan tetapi, kita tidak cuma mengaguminya, kita harus juga mengerti isinya. Kenyataannya, mayoritas orang di dunia mempunyai berbagai pendapat mengenai Alkitab. Pengertian ayat-ayat Alkitab sangatlah penting karena Alkitab adalah Firman Tuhan. Semakin kita pelajarinya semakin kita mengerti mengapa Alkitab adalah Firman Tuhan.
Ada 4 cara yang harus kita perhatikan dalam mempelajari Alkitab: Membaca, Mengartikan, Merenungkan dan Mengajarkan.
1. MEMBACA ALKITAB
Mempelajari Alkitab di mulai dari membacanya. Banyak orang yang mengaku dirinya Kristen tetapi belum pernah membaca Alkitab sekalipun. Mereka mungkin membaca buku tentang Alkitab atau tulisan-tulisan yang berbau Alkitab, tetapi mereka sendiri belum pernah membaca Alkitab. Buku dan majalah Kristen adalah bagus untuk melengkapi pengertian kita tentang Alkitab, akan tetapi semuanya itu tidak bisa menggantikan pentingnya membaca Alkitab.
a. Membaca Kitab-kitab Perjanjian Lama (PL)
b. Membaca Kitab-Kitab Perjanjian Baru (PB)
2. MENG-ARTIKAN ALKITAB
Setelah membaca alkitab dan mengetahui apa yang Firman Tuhan katakan, langkah berikutnya adalah belajar mengetahui apa arti perkataan Firman Tuhan ini. Anda baru akan bisa mengaplikasikan Firman Tuhan dalam hidup anda untuk memuliakan Tuhan jika anda bisa dengan benar mengerti perkataan Firman Tuhan. Nehemia menulis hukum yang diberikan Tuhan kepada Israel. Lalu hari pertama bulan yang ketujuh itu Ezra membawa kitab Taurat itu ke hadapan jemaat, baik laki-laki maupun perempuan dan setiap orang yang dapat mendengar dan mengerti. Dengan penuh perhatian seluruh umat Israel mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu. Lalu Ezra memuji Tuhan, dan semua orang menyambut dengan: “Amin, amin! Kemudian mereka berlutut dan sujud menyembah kepada Tuhan dengan muka sampai ke tanah. lalu orang-orang lewi mengajarkan Taurat itu kepada orang-orang itu, sementara orang-orang itu berdiri di tempatnya. Bagian-bagian dari pada kitab itu, yaitu Taurat Allah, dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan, sehingga pembacaan tersebut mudah dimengerti. Inilah proses yang benar untuk mengerti ayat-ayat Alkitab.
Dalam 1 Timotius 4:13 Rasul Paulus berkata: “… bertekunlah dalam membaca kitab-kitab suci, dalam membangun (mengaplikasikan kitab suci) dan dalam mengajar (meng-interpretasikan atau mengartikan kitab suci). 2 Timotius 2:15-16 berkata: “Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu. Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan.” Sebagai contoh: ada beberapa orang mengajarkan bahwa karena para nabi dan ahli taurat melakukan poligami maka kita juga boleh berpoligami. Pengajaran-pengajaran sesat seperti ini akan diterima kalau seseorang atau sekelompok orang tidak mengerti apa yang yang sebenarnya Alkitab katakan dan sering kali mereka tidak melihat situasi dan kondisi yang terjadi pada waktu itu.
Hal-hal yang harus dihindari:
3. MERENUNGKAN ALKITAB
Janganlah tergesa-gesa dalam mepelajari Firman Tuhan. Ini bukan berarti anda harus membaca sedikit demi sedikit. Anda bisa atau boleh membacanya dengan cepat, akan tetapi pada waktu anda mengartikannya untuk kehidupan rohani anda, anda harus sangat berhati-hati dan cermat dalam mengenal segala aspek penulisan dan penulisnya.
Ulangan 6 misalnya dalam versi bahasa Inggrisnya berkata “These words…shall be on your heart. You shall teach them diligently to your sons dan shall talk of them when you sit in your house and when you walk by the way and when you lie down and when you rise up” yang artinya adalah: perkataan-perkataan ini……seharusnya ada dalam hatimu. Haruslah engkau mengajarkannya secara cermat (pintar dan disiplin) kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk dirumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Dengan kata lain, Perkataan atau Firman Tuhan harusnyalah memenuhi pikiranmu setiap waktu jika anda secara konsisten membacanya dari Perjanjian Lama dan secara berulang-ulang membaca buku Perjanjian Baru. Lakukanlah ini dan Firman Tuhan akan melekat dalam pikiranmu setiap saat.
Meditasi atau perenungan adalah proses yang membentuk bagian-bagian dari ayat-ayat Alkitab menjadi sebuah konsep besar dan menyeluruh tentang kebenaran Firman Tuhan. Ini adalah salah satu cara untuk memikirkan dalam-dalam dan membayangkan posisi kehidupan anda dalam penerapan Firman Tuhan. Meditasi—dalam dunia kerohanian—adalah sebuah perenungan, sebuah pikiran yang cerdas yang bisa memperjelas proses pemikiran kita pada suatu subjek.
Mazmur 1:1-2 berkata “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang keksukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
4. MENGAJARKAN ALKITAB
Saya menemukan bahwa cara yang paling baik untuk mengingat akan sesuatu adalah dengan memberikan sesuatu tersebut dengan cuma-cuma kepada orang
lain. Alasannya adalah karena satu-satunya jalan yang paling efektif untuk menerangkan sebuah subjek adalah jika anda sendiri telah mengetahui subjek tersebut secara menyeluruh. Sebagai seorang guru, anda dituntut untuk memahami subjek anda 100%.
Carilah seorang yang anda kenal dengan keinginan untuk mempelajari Firman Tuhan. Akan tetapi orang tersebut mengetahui Firman Tuhan lebih sedikit dari pada anda. Ajarkanlah dia apa yang anda tahu tentang Firman Tuhan. Dengan cara ini anda telah mengisi hatinya dengan Firman Tuhan, dan dengan otomatis bagian Firman Tuhan tersebut juga akan mengisi hati dan pertumbuhan rohani anda.
Saya percaya bahwa motivasi terbesar dalam mempelajari Alkitab adalah mengajarkannya kepada orang lain, karena disitulah kita akan menemukan kekurangan-kekurangan, dan kesalahpahaman-kesalahpahaman. Oleh karena hal tersebut maka kita akan tumbuh dan berbuah. Kalau saya tidak mengajarkannya kepada orang lain, maka iman saya tidak pernah akan menghasilkan buah yang menyenangkan hati Tuhan.
Kesimpulan
Secara singkat dan praktis, kita telah melihat bagaimana cara belajar Alkitab secara bertahap, yaitu: membacanya, meng-arti-kannya, merenungkan dan mengajarkannya.
Tantangan saya untuk anda adalah: buatlah komitment menggunakan cara ini untuk seumur hidup anda. Dengan begitu apakah anda akan bisa mengetahui semua isi Alkitab dengan sempurna? Tentu saja tidak. Paling tidak apa yang Tuhan kehendaki untuk kita ketahui, dapat kita ketahui dengan benar.
Ingatlah Ul. 29:29 yang berkata “Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi Tuhan, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita…..”. Kita hanya bisa mengupas pemikiran Tuhan di mana yang Tuhan kehendaki dari kita adalah mengenalnya lewat FirmanNya. Tujuan kita mempelajari FirmanNya tidaklah untuk mendapatkan sesuatu kekuatan jasmani atau kesombongan seperti yang ditulis Rasul Paulus dalam 1 Kor. 8:1 “Pengetahuan….membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun”. Tujuan kita hidup di dunia ini adalah untuk mengenal Tuhan dan untuk mengenal Tuhan memerlukan kerendahan hati.
By Dr. John MacArthur
Alkitab adalah sebuah buku yang sangat menginspirasikan. Akan tetapi, kita tidak cuma mengaguminya, kita harus juga mengerti isinya. Kenyataannya, mayoritas orang di dunia mempunyai berbagai pendapat mengenai Alkitab. Pengertian ayat-ayat Alkitab sangatlah penting karena Alkitab adalah Firman Tuhan. Semakin kita pelajarinya semakin kita mengerti mengapa Alkitab adalah Firman Tuhan.
Ada 4 cara yang harus kita perhatikan dalam mempelajari Alkitab: Membaca, Mengartikan, Merenungkan dan Mengajarkan.
1. MEMBACA ALKITAB
Mempelajari Alkitab di mulai dari membacanya. Banyak orang yang mengaku dirinya Kristen tetapi belum pernah membaca Alkitab sekalipun. Mereka mungkin membaca buku tentang Alkitab atau tulisan-tulisan yang berbau Alkitab, tetapi mereka sendiri belum pernah membaca Alkitab. Buku dan majalah Kristen adalah bagus untuk melengkapi pengertian kita tentang Alkitab, akan tetapi semuanya itu tidak bisa menggantikan pentingnya membaca Alkitab.
a. Membaca Kitab-kitab Perjanjian Lama (PL)
Saya sarankan seorang Kristen harus
membaca PL paling sedikitnya sekali dalam setahun. Ada 39 buku dalam PL
dan kalau anda membaca sekitar 20 menit perhari, Anda pasti bisa
menyelesaikannya paling lama dalam waktu satu tahun.
Buku PL aslinya ditulis dalam bahasa
Ibrani, bahasa yang cukup mudah untuk dimengerti dibandingkan bahasa
Inggris. Tidak memiliki berbagai macam pengertian kata benda seperti
yang digunakan dalam bahasa Yunani. Tidak mengandung banyak teori atau
pilosofi dengan berbagai macam arti yang abstrak. Bahasa Latin cukup
mudah untuk dipelajari.
Buku PL secara umum adalah cerita sejarah
yang diselingi oleh hukum-hukum, puisi-puisi dan nubuat-nubuat. Saya
sarankan Anda membaca dari kitab Kejadian terus sampai ke kitab
Maleakhi, tandakan dengan tanda pensil bagian ayat-ayat yang anda tidak
mengerti. Kalau anda melakukan ini, hal yang menarik akan terjadi:
Sejalan anda membaca, anda akan menghapus sendiri bagian ayat-ayat yang
anda baca sebelumnya yang tidak anda mengerti, karena anda pasti akan
menemukan jawabannya dibagian bacaan berikut anda. Semakin anda baca PL
berulang-ulang, semakin anda menemukan pemahaman yang lebih luas dari
pertanyaan-pertanyaan yang anda mungkin miliki dari ayat-ayat bacaan
sebelumnya. Apa yang tetap tidak anda pahami, bisa anda bantu mencari
jawabannya dengan membaca buku komentari atau buku pendukung Alkitab
Perjanjian Lama.
Satu hal yang mungkin membingungkan anda
adalah bahwa buku PL tidak selalu kronologis atau berurutan waktunya.
Untuk mengetahui urut-urutan sejarah PL anda harus menggunakan buku
tambahan yang menerangkan urutan tahun dan urutan kejadian buku PL. Ini
sangat berguna terutama untuk yang pertama kali membaca buku PL.
Yang paling penting adalah anda harus
membaca buku PL secara rutin. Anda akan terpesona akan apa yang anda
pelajari. Di mana tertulis dalam Roma 15:4 = Sebab segala sesuatu yang
ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya
kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan
dari Kitab Suci (Alkitab).
b. Membaca Kitab-Kitab Perjanjian Baru (PB)
Saya menyarankan cara yang berbeda
membaca PB dari PL. Dan bagaimanapun juga, Saya rasa pedoman utama kita
dalam membaca Alkitab adalah Perjanjian Baru (Ini bukan berarti PL tidak
penting sama sekali). Dalam Kolose 1:25-26 Rasul Paulus berkata “Aku
telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan
Allah kepadaku untuk meneruskan firmanNya dengan sepenuhnya kepada kamu,
yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke
turunan, tetapi yang sekarang
dinyatakan kepada orang-orang kudusNya.
Rahasia itu adalah Kitab Wahyu dari PB. Dalam Efesus 3:3-5 Rasul Paulus
menjelaskan dirinya sendirilah sebagai pembawa berita rahasia tersebut.
PB adalah tulang utama dari pelayanan kerasulannya. Paulus memakai PL
untuk menjelaskan, menguraikan, membentangkan dan mendukung PB.
PB menyelimuti dan meliputi semua tulisan
PL. PB meringkaskan semua isi PL dan mengenalkan kita kepada pemenuhan
rencana-rencana Tuhan untuk kebaikan manusia. Jadi anda harus meluangkan
waktu lebih banyak dalam belajar PB karena PB juga menerangkan dan
melengkapi PL. Juga PB ditulis dalam bahasa Yunani, sebuah bahasa yang
sangat kompleks yang menekankan banyak poin-poin abstrak dan tingkat
pengertian kata-kata yang berbeda-beda. Oleh karena itu, belajar PB akan
menguras lebih banyak sel otak dan kepintaran anda.
Pada waktu saya di sekolah Alkitab atau
Seminary, saya memutuskan untuk membaca 1 Yohanes setiap hari selama 30
hari berturut-turut. Ini permulaan membaca PB yang menyenangkan karena 1
Yohanes sangat pendek dan isinya cukup gampang dimengerti terutama bagi
pembaca PB pertama kali. Di hari pertama saya membaca 5 pasal pertama
buku 1 Yohanes. Saya memerlukan 20-30 menit. Saya melakukannya sama
setiap hari untuk hari-hari berikutnya. Setelah 7 atau 8 hari anda akan
berpendapat….wah ini sangat membosankan….saya rasa saya sudah
benar-benar mengerti 1 Yohanes. Ini memang hal yang susah untuk
dirasakan. Bacalah terus dan berulang-ulang secara konsisten setiap hari
selama 30 hari. Di akhir hari ke-30 saya yakinkan anda akan merasa
berbeda tentang pengertian anda akan isi buku 1 Yohanes. Cara ini sering
saya pakai pada waktu saya mempersiapkan sebuah kotbah. Saya baca
bagian dari Alkitab yang akan saya kotbahkan berulang-ulang secara
konsisten sampai otak saya penuh. Lalu saya tulis setiap poin-poin
penting dari setiap pasal yang saya baca di kertas-kertas bloknote
kecil. Setelah saya lakukan berulang-ulang, akhirnya saya bisa menghafal
apa saja poin-poin utama dari setiap pasal. Ini menolong saya mengerti
garis-besar arti dari buku-buku PB.
Setelah selesai membaca 1 Yohanes,
teruslah membaca kitab-kitab yang lebih banyak isinya dalam PB. Mungkin
kitab Injil Yohanes adalah pilihan yang bagus karena anda sudah
mengetahui gaya penulisan yang sama dengan 1 Yohanes. Bagilah 21 pasal
dari kitab Injil Yohanes ini menjadi 3 bagian, baca 7 pasal pertama
untuk 30 hari pertama, 7 pasal berikutnya untuk 30 hari berikutnya dan 7
pasal terakhir untuk 30 hari berikutnya. Di akhir 90 hari saya yakin
anda sudah menguasai isi buku Injil Yohanes. Sementara itu simpanlah
catatan-catatan di bloknote kecil anda tentang semua poin-poin penting
atau pertanyaan yang anda catat.
Setelah Injil Yohanes, anda bisa membaca
buku yang lebih singkat yaitu Filipi, lalu Matius, lalu Kolose, kemudian
Kisah Para Rasul. Secara sistematik, dengan menyelang-nyelingkan
pembacaan Alkitab anda untuk setiap 30 hari tanpa berhenti, anda akan
menyelesaikan seluruh buku PB dalam waktu dua setengah tahun lamanya.
Jika anda memang berminat untuk membaca seluruh PB, mungkin sekaligus
membaca sambil menghafalkan kunci- kunci atau poin-poin penting setiap
bukunya. Anda tidak akan melupakan apa yang anda baca beberapa hari
sebelumnya dan anda tidak perlu buku konkordansi atau buku-buku pembantu
karena PB secara sistematik akan menjelaskan sendiri semua pertanyaan
anda, baik dari bacaan anda sebelum ataupun sesudahnya. Firman Tuhan
pasti akan masuk dan melekat ke dalam hidup untuk menjadi bagian dari
karakter hidup anda selama anda rajin membacanya dan mengaplikasikannya
dan membacanya kembali berulang-ulang. Ini bukan berarti Firman Tuhan
bekerja seperti mantera-mantera para dukun dengan kesaktiannya. Firman
Tuhan akan mengalir seperti air pembersih ke dalam tubuh anda yang
membersihkan segala pikiran-pikiran dan penyakit keduniawian anda dan
mengubahnya menjadi pikiran-pikiran rohani yang sehat dan alkitabiah.
Dengan menggunakan metode membaca
berulang-ulang, saya sarankan anda membaca dengan tertib dan teratur,
jangan melompat dari satu buku ke buku yang lain sebelum anda selesai
membacanya berulang-ulang atau jangan hilangkan catatan-catatan kecil
yang anda tuliskan. Dengan demikian anda bisa mem-visualisasi dengan
tepat lokasi dan arti dari ayat-ayat yang anda anggap penting. Akan
tetapi, sesekali anda boleh membaca versi-versi penerbit alkitab yang
lain supaya anda yakin apa yang anda baca adalah kebenaran Firman Tuhan,
bukan tulisan manusia.
Dengan metode mengulang ini saya juga
yakin anda bisa menambah dengan drastis pengertian anda akan Firman
Tuhan. Itu karena Alkitab adalah buku Firman Tuhan, jadi hanya Alkitab
sendiri yang bisa menjelaskan Firman Tuhan. Tuhan tidak berfirman untuk
membingungkan kita. Dia menginginkan kita dekat dan mengerti
perkataanNya seperti kita sedang membaca surat cintaNya. Akan tetapi
gangguan akan selalu ada, misalnya banyak orang berkata “Jangan baca
buku Wahyu, itu susah dimengerti, atau Hati-hati kalau membaca buku ini
atau itu, isinya agak membingungkan atau aneh”. Janganlah anda goyah dan
menyerah dengan komentar-komentar sejenis.
Tuhan dengan jelas mau Kita membaca
FirmanNya. Memang ada kitab tertentu membutuhkan referensi kitab lain
dalam Alkitab untuk lebih menjelaskan makna dan artinya. Kitab Wahyu
mengatakan” Diberkatilah mereka yang membaca dan mendengarkan
perkataan-perkataan dari kitab ini”. Artinya anda harus jeli dan cermat
pada waktu membaca kitab Wahyu karena kalau anda baca bersamaan dengan
buku PL Daniel, Yesaya dan Yezekiel, maka kitab Wahyu akan lebih mudah
dimengerti. Semuanya akan lebih bermakna untuk kehidupan anda pada waktu
anda berkomitmen untuk meluangkan waktu dan kebiasaan rutin membaca
Firman Tuhan baik dari PB maupun PL secara konsisten.
2. MENG-ARTIKAN ALKITAB
Setelah membaca alkitab dan mengetahui apa yang Firman Tuhan katakan, langkah berikutnya adalah belajar mengetahui apa arti perkataan Firman Tuhan ini. Anda baru akan bisa mengaplikasikan Firman Tuhan dalam hidup anda untuk memuliakan Tuhan jika anda bisa dengan benar mengerti perkataan Firman Tuhan. Nehemia menulis hukum yang diberikan Tuhan kepada Israel. Lalu hari pertama bulan yang ketujuh itu Ezra membawa kitab Taurat itu ke hadapan jemaat, baik laki-laki maupun perempuan dan setiap orang yang dapat mendengar dan mengerti. Dengan penuh perhatian seluruh umat Israel mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu. Lalu Ezra memuji Tuhan, dan semua orang menyambut dengan: “Amin, amin! Kemudian mereka berlutut dan sujud menyembah kepada Tuhan dengan muka sampai ke tanah. lalu orang-orang lewi mengajarkan Taurat itu kepada orang-orang itu, sementara orang-orang itu berdiri di tempatnya. Bagian-bagian dari pada kitab itu, yaitu Taurat Allah, dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan, sehingga pembacaan tersebut mudah dimengerti. Inilah proses yang benar untuk mengerti ayat-ayat Alkitab.
Dalam 1 Timotius 4:13 Rasul Paulus berkata: “… bertekunlah dalam membaca kitab-kitab suci, dalam membangun (mengaplikasikan kitab suci) dan dalam mengajar (meng-interpretasikan atau mengartikan kitab suci). 2 Timotius 2:15-16 berkata: “Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu. Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan.” Sebagai contoh: ada beberapa orang mengajarkan bahwa karena para nabi dan ahli taurat melakukan poligami maka kita juga boleh berpoligami. Pengajaran-pengajaran sesat seperti ini akan diterima kalau seseorang atau sekelompok orang tidak mengerti apa yang yang sebenarnya Alkitab katakan dan sering kali mereka tidak melihat situasi dan kondisi yang terjadi pada waktu itu.
Hal-hal yang harus dihindari:
a. Jangan Berkomentar Tanpa Menelusuri Terlebih Dahulu Kebenarannya.
Janganlah kita sekali-kali mengartikan
Alkitab hanya berdasarkan pada apa yang kita pikirkan atau dengarkan
tanpa melihat latar belakang ayat-ayat tersebut. Jangan mencoba
mencari-cari ayat Alkitab yang cocok untuk pengertian kita yang salah.
Saya tau jika saya mencoba mempersiapkan sebuah khotbah dan cari
ayat-ayat Alkitab untuk dicocok-cocokan dengan kotbah saya, maka
biasanya saya memaksa Alkitab untuk mengikuti keinginan kotbah saya
tanpa memperdulikan kebenarannya. Akan tetapi jika saya mencoba
mengambil ayat-ayat Alkitab lalu menyesuaikannya dengan kotbah saya,
maka pesan ayat-ayat tersebut yang sebenarnya (kebenaran Alkitab) akan
menyertai pemikiran dan kotbah saya. Jadi jangan membuat Alkitab
mengikuti arah khotbah anda, tetapi buatlah khotbah anda mengikuti
arahan Alkitab.
Dalam 2 Korintus 2:17, Rasul Paulus
berkata “Kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari
keuntungan dari Firman Tuhan…” Bahasa Inggrisnya ….we are not as so
many, peddling the word of God. Kata “Peddling” dalam bahasa Yunani
adalah “Kapeleuo” yang artinya menjual sesuatu dengan curang atau licik
atau akal yang tidak sehat. Kita tidak boleh memakai Alkitab untuk
membenarkan pemikiran-pemikiran kita yang keliru. Berhati-hatilah untuk
tidak menafsirkan ayat-ayat Alkitab ke luar dari arti yang sebenarnya.
b. Hindari Pengajaran yang Tidak Mendalam, Yang hanya pada Permukaannya saja.
Secara tidak beruntung banyak sesi atau
kelas pendalaman Alkitab berisi tidak lain dari pada “Kata-kata
seseorang”. Mereka sebenarnya adalah kumpulan orang-orang yang tidak
perduli Alkitab, banyak dari mereka hanya berkumpul memberi tahu satu
sama lain bahwa betapa susahnya mempelajari Alkitab. Untuk bisa
berhasil dalam pendalaman Alkitab, peserta seharusnya mempelajari
terlebih dulu ayat-ayat yang akan dibicarakan atau didiskusikan. Sesudah
itu baru bersama-sama secara pintar dan cermat mendiskusikannya dan
mengapplikasikannya. Meng-interpretasikan Alkitab memerlukan waktu yang
cukup banyak. Jangan percaya akan cara yang gampang dan singkat atau
cukup dengan mendengarkan orang lain saja. Bacalah Alkitab dengan cermat
dan pahamilah baik-baik dengan tujuan mencari arti yang sebenarnya.
Firman Tuhan itu sempurna dan jelas, tidak membingungkan atau
samar-samar. Dan tentunya, Tuhan memberikan kepada setiap orang percaya
kemampuan untuk mengartikan atau meng-interpretasikan ayat-ayat Alkitab,
asalkan ia sungguh-sungguh mempelajarinya dengan metode yang benar.
c. Jangan Mengalegorikan/mengarti-rohanikan Ayat-Ayat Alkitab.
Kotbah saya yang pertama sangat jelek.
Saya mengambil kata-kata dari Matius 28, “Malaikat Tuhan turun dari
langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya…” Lalu saya
memberikan judul khotbah saya “Gulingkanlah batu-batu dalam
kehidupanmu”. Saya berkotbah tentang batu keraguan, batu ketakutan dan
batu kemarahan. Keraguan, ketakutan dan kemarahan memang merupakan topik
yang resmi dan menarik pada saat itu, tetapi topik-topik ini tidak ada
hubungannya dengan malaikat menggulingkan batu di Matius 28. Kalau saya
berkhotbah seperti ini, saya pikir saya tidak perlu memakai ayat-ayat
Alkitab, saya bisa memamakai kitab-kitab agama lain. Saya yakin
merekapun memiliki ayat-ayat yang menceritakan keraguan, ketakutan dan
kemarahan. Khotbah pertama saya ini boleh dikatakan khotbah dengan mata
sebelah, asal menyenangkan hati orang tetapi tidak menyenangkan hati
Tuhan.
Oleh karena itu, di gereja-gereja
sekarang ini, banyak gembala-gembala (pengkhotbah) Tuhan yang kehilangan
domba-dombanya. Orang semakin jauh dari kebenaran dan mungkin mereka
sudah tidak bisa tertolong lagi. Banyak penginjil atau pengkotbah yang
memakai ayat-ayat Perjanjian Lama untuk melakukan hal-hal demikian
seperti kotbah saya yang pertama. Mereka seperti pembaca dongeng dengan
pesan-pesan tersembunyi. Janganlah merohanikan ayat-ayat Alkitab, tetapi
hormati dan pakailah Firman Tuhan untuk merohanikan anda.
Jurang-jurang dan celah-celah yang harus dijembatani:
a. BAHASA.
Anda berbahasa Indonesia, akan tetapi
banyak konkordansi dari bahasa lain dan penulisan Alkitab aslinya dalam
bahasa Yunani, Latin dan Aramaic. Banyak Terjemahan-terjemahan Alkitab
yang sangat baik, akan tetapi tidak ada satu terjemahanpun yang bisa
secara komplit membawa maksud yang sama dengan penulisan bahasa aslinya.
Sebagai contoh, kita lihat 1 Korintus 4:1 berkata: “Demikianlah
hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus…” Kata
hamba-hamba Kristus ini dalam bahasa Indonesia adalah sebagai hamba
Tuhan atau para penginjil. Akan tetapi menurut bahasa aslinya
“huperetes” artinya budak kotor katagori tingkat tiga (tingkat rendah).
Jadi Paulus berkata bahwa dia bukan orang yang terhormat di mata Tuhan.
Kita harus selalu berhati-hati tentang penulisan dan gaya bahasa
ayat-ayat Alkitab. Kalau ada keraguan, haruslah kita melihat balik ke
bahasa aslinya. Beberapa buku seperti: An Expository Dictionary of New
Testament yang dikarang oleh W. E. Vine, sangat membantu bagi anda yang
tidak bisa mengerti atau membaca bahasa Yunani, Latin atau Aramaic.
Dengan menjembatani perbedaan arti dan penggunaan kata dalam bahasa akan
membantu anda untuk lebih tepat mengerti arti perkataan Firman Tuhan
dalam hidup anda.
b. TRADISI.
Beberapa bagian Alkitab telah ditulis
kurang dari 4000 tahun yang lalu. Tentunya keadaan saat itu sangat
berbeda dengan sekarang ini. Kalau anda tidak mengerti tradisi yang
berlangsung pada saat itu, kemungkinan besar anda akan salah paham atau
salah menafsirkn ayat-ayat tersebut.
Yohanes 1:1 berkata: “Pada mulanya adalah
Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah
Allah.” Mengapa Yohanes tidak dengan simple berkata “Pada mulanya adalah
Yesus?” Dengan mempelajari tradisi pada waktu itu, anda akan menemukan
arti “Firman” yang bahasa Yunaninya “Ho logos”. Bagi bangsa Yunani kata
ini memiliki sebuah filosofi yang melambangkan total tenaga kosmik yang
memulai segala-galanya. Kata ini adalah expresi pribadinya Tuhan.
Yohanes menerangkan tentang Yesus sebagai pribadi lain dari Ketuhanan
Agama Kristen. Begitu juga dengan tradisi orang-orang Farisi, Saduki dan
beberapa tradisi Yahudi. Kalau anda tidak memahami gaya hidup dan
tradisi mereka, anda akan kesulitan mengerti injil Matius. Kalau anda
tidak mengerti Gnosticism, anda akan tidak mengerti buku Kolose. (Buku
The Life and Times of Jesus the Messiah yang dikarang oleh Alfred
Edersheim, 1974 memuat banyak artikel tentang tradisi-tradisi dalam
penulisan Alkitab).
c. GEOGRAFI.
Banyak macam geografi ditulis dalam
Alkitab. Contohnya: “turun ke Yeriko dan naik ke Yerusalem”. Dalam 1
Tesalonika 1:8 kita baca: “Firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia
dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang
imanmu kepada Allah …”. Dari bagian ayat ini, kita bisa mengetahui bahwa
Rasul Paulus baru saja mengunjungi Tesalonika. Dengan mengetahui
geografi dari daerah-daerah yang dikunjungi Rasul Paulus, kita bisa
mengetahui bagaimana penyebaran Firman Tuhan terjadi dengan sangat
cepat. Jalan Utama yang menghubungkan Barat dan Timur persis melewati
tengah-tengah Tesalonika. Anda bisa melihat bahwa mengenal geografi di
Alkitab dapat memperdalam pengertian kita tentang ayat-ayat Alkitab itu
sendiri. Cobalah cari Atlas Alkitab yang di buat oleh Barry J. Beitzel,
1985 di cetak oleh Moody, Chicago.
d. SEJARAH.
Mengetahui latar belakang sejarah jelas
akan menambah wawasan kita untuk menginterpretasikan Firman Tuhan. Dalam
Injil Yohanes, kunci untuk mengerti komunikasi antara Pilatus dan Yesus
adalah menyelidiki apa yang terjadi sebelumnya. Pada waktu Pilatus
ditugaskan ke Yudea, Dia menekankan dan memaksa orang Yahudi untuk
menerima penyembahan berhala dan meng-Tuhan-kan Kaisar. Ada beberapa
kejadian menunjukkan bahwa Roma di bawah pimpinan Pilatus bukanlah suatu
tempat yang damai dan tentram dan rakyat Roma tidak menyukai
kepemimpinan Pilatus. Karena Pilatus takut akan pemberontakan orang
Yahudi maka ia memilih untuk menyalibkan Yesus. Pilatus harus melakukan
ini karena dia sendiri sedang terjepit dan di ambang ancaman pencopotan
jabatan oleh Kaisar Romawi. Buku The Zondervan Pictorial Encyclopedia of
the Bible yang dicetak oleh Zondervan, 1976 adalah sumber yang sangat
berguna untuk mengenal latar belakang sejarah-sejarah dalam Alkitab.
Langkah-langkah yang harus diikuti:
1. Artikan Alkitab Secara Literal / Harfiah
Artikanlah apa arti kata-kata Firman
Tuhan secara harfiah atau arti sebenarnya sebagaimana bahasa sehari-hari
tanpa menafsirkan secara kiasan. Walaupun simbol-simbol, kiasan-kiasan,
cara-menulis dan logat bahasa terlihat dalam penulisan Alkitab,
semuanya pasti ditulis dengan jelas terhadap makna isi-nya.
Pada waktu anda mempelajari peperangan
akhir zaman di buku Zakaria, Daniel, Yezekiel, Yesaya dan Wahyu, anda
akan menemukan adanya makhluk ganas, aneh dan semua penglihatan yang
tidak pernah ada di dunia sekarang ini. Anggaplah hal seperti itu adalah
simbol-simbol yang menegaskan dan mendukung arti dan keadaan ril atau
yang sesungguhnya. Artikanlah Alkitab dengan normal dan logika umum,
karena kalau tidak, anda akan menemukan banyak hal dan proses yang
kelihatan tidak natural, tidak normal dan tidak masuk diakal.
Sebagai contoh, beberapa ahli taurat dan
ahli agama menggunakan ilmu gematria yaitu ilmu yang menumerisasi segala
sesuatu ke dalam huruf-huruf yunani untuk mengartikan Firman Tuhan.
Mereka berkata bahwa huruf-huruf mati dalam nama Abraham—b, r, h, m—jika
dijumlahkan menghasilkan jumlah angka 318. Oleh karena itu, pada waktu
anda melihat kata Abraham itu berarti dia mempunyai 318 budak! TIDAK,
TIDAK DEMIKIAN. Abraham artinya orang yang namanya Abraham, bukan orang
yang mempunyai 318 budak.
2. Ketahuilah Konteksnya.
Alkitab harus dipelajari dengan mengenal
kejadian sejarah pada waktu penulisannya. Apa maksud, arti dan kepada
siapa kata-kata tersebut dikatakan atau ditujukan. Anda juga harus
mempelajari bagaimana jika anda dalam keadaan pada zaman tersebut.
Bagaimana pesan kata-katanya berhubungan dengan kata-kata lain dalam
ayat atau bagian pesan yang sama.
3. Analisa Bentuk Atau Struktur Kalimat.
Di sekolah kita belajar bagaimana kita
menggambarkan sebuah kalimat—dengan mengenal kata bendanya, kata
kerjanya, kata depan atau perangkai dan beberapa analisa lain yang bisa
membantu mengerti apa arti kalimat tersebut sebenarnya.
Coba kita applikasikan apa arti penulisan
Matius 28:19-20: “Karna itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku
dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah
mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu…”.
Kalimat: Pergi, Jadikan semua bangsa, Baptislah dan Ajarkanlah adalah
kalimat bentuk Partisipel, yang mempengaruhi arti kata kerja utama.
MENJADIKAN semua bangsa murid-murid Kristus adalah menyangkut
tugas-tugas seperti: menghampiri, mengenal, membaptis dan mengajar. Anda
harus menyelidiki tata-bahasa setiap kalimat untuk bisa dengan tepat
mengartikan dan mengerti serangkaian kalimat-kalimat.
4. Bandingkan Tafsiran Anda Dengan Keseluruhan Alkitab.
Pelaksanaan prinsip interpretasi ini
dinamakan “Analogia Scriptura” yang artinya Semua dan Setiap kata dalam
Alkitab adalah saling mendukung. Satu bagian dari Alkitab tidak pernah
mengajarkan sesuatu yang berbeda atau kontradiksi dengan bagian lainnya.
Sebagai contoh: pada waktu anda membaca 1 Korintus 15:29, yang mana
berbicara tentang pembaptisan orang yang sudah mati. Yang mana kita tahu
bahwa sangatlah tidak mungkin untuk menarik balik orang yang sudah di
neraka dan memindahkannya ke surga dengan membaptis orang tersebut. Ini
sangat berlawanan dengan pengajaran yang jelas tentang keselamatan yang
hanya oleh kasih karunia melalui iman kita kepada Yesus Kristus.
5. Carilah Prinsip-Prinsip Yang Bisa Diterapkan.
Bacalah setiap kalimat berulang-ulang dan
temukanlah apa prinsip rohani yang sedang dibicarakan yang bisa
digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Anda bisa mendapatkan
prinsip-prinsip ini hanya jika anda secara literal atau secara harfiah
menafsirkan pesan-pesan setiap ayat atau pasal atau buku dalam Alkitab
dengan menganalisa penggunaan dan kata-katanya dan mereferensikannya
dengan bagian lain dari Alkitab lalu membandingkannya dengan sifat-sifat
penulisan Alkitab secara keseluruhan yang saling mendukung dan tidak
saling bertentangan atau kontradiksi.
Janganlah tergesa-gesa dalam mepelajari Firman Tuhan. Ini bukan berarti anda harus membaca sedikit demi sedikit. Anda bisa atau boleh membacanya dengan cepat, akan tetapi pada waktu anda mengartikannya untuk kehidupan rohani anda, anda harus sangat berhati-hati dan cermat dalam mengenal segala aspek penulisan dan penulisnya.
Ulangan 6 misalnya dalam versi bahasa Inggrisnya berkata “These words…shall be on your heart. You shall teach them diligently to your sons dan shall talk of them when you sit in your house and when you walk by the way and when you lie down and when you rise up” yang artinya adalah: perkataan-perkataan ini……seharusnya ada dalam hatimu. Haruslah engkau mengajarkannya secara cermat (pintar dan disiplin) kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk dirumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Dengan kata lain, Perkataan atau Firman Tuhan harusnyalah memenuhi pikiranmu setiap waktu jika anda secara konsisten membacanya dari Perjanjian Lama dan secara berulang-ulang membaca buku Perjanjian Baru. Lakukanlah ini dan Firman Tuhan akan melekat dalam pikiranmu setiap saat.
Meditasi atau perenungan adalah proses yang membentuk bagian-bagian dari ayat-ayat Alkitab menjadi sebuah konsep besar dan menyeluruh tentang kebenaran Firman Tuhan. Ini adalah salah satu cara untuk memikirkan dalam-dalam dan membayangkan posisi kehidupan anda dalam penerapan Firman Tuhan. Meditasi—dalam dunia kerohanian—adalah sebuah perenungan, sebuah pikiran yang cerdas yang bisa memperjelas proses pemikiran kita pada suatu subjek.
Mazmur 1:1-2 berkata “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang keksukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
4. MENGAJARKAN ALKITAB
Saya menemukan bahwa cara yang paling baik untuk mengingat akan sesuatu adalah dengan memberikan sesuatu tersebut dengan cuma-cuma kepada orang
lain. Alasannya adalah karena satu-satunya jalan yang paling efektif untuk menerangkan sebuah subjek adalah jika anda sendiri telah mengetahui subjek tersebut secara menyeluruh. Sebagai seorang guru, anda dituntut untuk memahami subjek anda 100%.
Carilah seorang yang anda kenal dengan keinginan untuk mempelajari Firman Tuhan. Akan tetapi orang tersebut mengetahui Firman Tuhan lebih sedikit dari pada anda. Ajarkanlah dia apa yang anda tahu tentang Firman Tuhan. Dengan cara ini anda telah mengisi hatinya dengan Firman Tuhan, dan dengan otomatis bagian Firman Tuhan tersebut juga akan mengisi hati dan pertumbuhan rohani anda.
Saya percaya bahwa motivasi terbesar dalam mempelajari Alkitab adalah mengajarkannya kepada orang lain, karena disitulah kita akan menemukan kekurangan-kekurangan, dan kesalahpahaman-kesalahpahaman. Oleh karena hal tersebut maka kita akan tumbuh dan berbuah. Kalau saya tidak mengajarkannya kepada orang lain, maka iman saya tidak pernah akan menghasilkan buah yang menyenangkan hati Tuhan.
Kesimpulan
Secara singkat dan praktis, kita telah melihat bagaimana cara belajar Alkitab secara bertahap, yaitu: membacanya, meng-arti-kannya, merenungkan dan mengajarkannya.
Tantangan saya untuk anda adalah: buatlah komitment menggunakan cara ini untuk seumur hidup anda. Dengan begitu apakah anda akan bisa mengetahui semua isi Alkitab dengan sempurna? Tentu saja tidak. Paling tidak apa yang Tuhan kehendaki untuk kita ketahui, dapat kita ketahui dengan benar.
Ingatlah Ul. 29:29 yang berkata “Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi Tuhan, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita…..”. Kita hanya bisa mengupas pemikiran Tuhan di mana yang Tuhan kehendaki dari kita adalah mengenalnya lewat FirmanNya. Tujuan kita mempelajari FirmanNya tidaklah untuk mendapatkan sesuatu kekuatan jasmani atau kesombongan seperti yang ditulis Rasul Paulus dalam 1 Kor. 8:1 “Pengetahuan….membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun”. Tujuan kita hidup di dunia ini adalah untuk mengenal Tuhan dan untuk mengenal Tuhan memerlukan kerendahan hati.
By Dr. John MacArthur