Karen
King, profesor agama di Harvard, USA, baru-baru memaparkan paper
tentang penemuan secarik papirus sebesar kartu nama dari abad IV yang
ditulisi 8 baris kalimat koptik Mesir kuno. Disitu katanya ada tulisan
Yesus berbicara kepada para muridnya … isteriku. Papirus itu tidak
menyebutkan bahwa Yesus menikah, tapi apakah kalimat ...”istriku” itu
berarti bahwa Yesus pernah menikah?
Menghadapi
setiap paper tentang penemuan yang disodorkan kita harus waspada.
Papirus itu disodorkan dalam kotak kaca, dan terdiri dari selembar
papyrus berukuran kartu nama dengan tulisan koptik yang dikatakan
berasal Mesir dari abad-IV yang berisi a.l. dialog Yesus dan para murid
dimana Yesus mengatakan ‘isteriku’. Melihat kondisi papyrus yang parah, Anne Marie Lodewijk
yang menulis paper itu bersama King menyebut bahwa terkesan bahwa
papyrus itu berasal dari tumpukan sampah, King sendiri tidak menyebutkan
sumbernya, karena otentitas papyrus itu belum teruji namun sudah
disebar luaskan melalui media masa maka kita tidak perlu menanggapinya
dengan serius. Huruf-huruf tulisan dalam papyrus itu mengindikasikan
adanya rekayasa, sebab berbeda dengan papyrus-papirus gnostik koptik
yang belakangan banyak ditemukan yang ditulis dengan pena yang
tulisannya jelas, papyrus Karen King menunjukkan adanya tulisan ganda
yaitu adanya latar belakang samar-samar berupa tulisan asli dan
diatasnya ditimpa dengan tulisan lebih baru yang menggunakan marker pen.
Yesus Yang Mana ?
Dalam
papirus itu disebutkan tentang Yesus, tapi Yesus yang mana, sebab
dimasa Yesus hidup pun nama Yesus sudah banyak digunakan (Mat.27:17;
Kol.4:11) dan dalam empat abad sudah banyak sekali pengikut Yesus yang
bernama Yesus, sehingga menganggap setiap ‘Yesus yang memiliki murid’
sebagai Yesus dari Nazaret yang hidup empat abad sebelumnya adalah
merupakan generalisasi yang berlebihan. Bila papirus itu memang otentik
dan bisa dibuktikan berasal dari abad-IV berarti istilah ‘isteri’ juga
memiliki arti kiasan dalam ajaran gnostik koptik Mesir seperti halnya
istilah ‘ciuman’ (yang digembar-gemborkan The Da Vinci Code) yang
artinya bukan ciuman fisik. Dalam khasanah gnostik koptik yang berasal
abad-III – IV banyak istilah hubungan suami isteri digunakan untuk
menunjukkan hubungan erat spiritual antara guru-murid yang terjadi dalam
komunitas yang bersifat esoterik dimana mereka mengajarkan bahwa
hal-hal yang bersifat daging itu najis dan mereka mencari ‘gnosis.’ Jadi
istilah ‘ciuman’ dan ‘isteri’ adalah bagian dari ikatan esoteris
komunitas itu.
Dalam
Injil Kanonik yang ditulis oleh saksi mata tidak disebutkan bahwa Yesus
memiliki seorang isteri. Sejauh ini berita tentang hidup Yesus yang
tidak bersumber pada Injil Kanonik lebih merupakan spekulasi dan
sensasi. Memang wajar kalau Yesus sebagai manusia mau menikah namun
tidak semua laki-laki beristeri, maka tidak beristeri juga wajar karena
Rasul Paulus juga tidak beristeri! Apalagi, Yesus bukan sekedar manusia,
Ia adalah ‘Allah yang menjadi daging’, ‘Ia Anak Allah’ bahkan ‘Ia
adalah Tuhan’ (Yoh.13:13), karena itu wajar jikalau Ia tidak beristeri
karena misinya menjadi penebus umat manusia bukan untuk hidup
berkeluarga.
Kesimpulan
bahwa Yesus memiliki isteri hanya dari secarik papyrus yang belum jelas
keabsahannya adalah kesimpulan yang prematur, apalagi belum dibuktikan
siapa yang dimaksudkan dengan Yesus dalam papyrus itu dan apakah
papyrus itu abash dan tulisan yang diatas tulisan aslinya itu asli atau
hasil rekayasa dengan marker pen oleh seseorang yang motivasinya ingin
menebarkan sensasi.
Bagaimana Sikap Kita ?
Umat
kristen jangan mudah panik atau terkecoh menghadapi isu-isu sensasional
mengenai Yesus, melainkan hendaknya menjaga imannya dan menyelidiki
Alkitab ‘apakah semuanya benar demikian’ (Kis.17:11) dan hendaklah kita bertumbuh dalam iman “sehingga
kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin
pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang
menyesatkan.” (Efs.4:14)
Dalam
beberapa dasawarsa terakhir banyak sensasi soal ‘Yesus mempunyai
isteri’ dilontarkan orang melalui buku maupun film. Film ‘Jesus Christ Superstar’ (1973) menggambarkan Yesus yang frustrasi dan berpacaran dengan Maria Magdalena. Dalam film ‘The Last Temptation of Christ’
(1988) Yesus digambarkan berjuang melawan nafsunya sendiri dan ketika
di salib, ia mengkhayalkan menikahi Maria Magdalena sambil pacaran
dengan Marta dan ketika Maria Magdalena meninggal mengawini Marta dan
punya banyak anak. Barbara Thiering dalam bukunya ‘Jesus the Man’
(1993) mengemukakan bahwa Yesus tidak mati disalib dan setelah
melarikan diri mengawini Maria Magdalena dan setelah melahirkan dua anak
bercerai dan mengawini Lydia. Buku Michael Baigent et.al. ‘Holy Blood Holy Grail’ (2002) dan buku Dan Brown ‘The Da Vinci Code’
(2006) memaparkan bahwa Yesus tidak mati disalib melainkan mengawini
Maria Magdalena dan kemudian memiliki anak yang tinggal di Perancis
Selatan dan Inggeris.
Yang lebih menghebohkan adalah buku/film ‘The Lost Tomb of Jesus’
(2007) yang menceritakan ditemukannya peti-peti tulang (osuari) di
kuburan keluarga di Talpiot dengan nama-nama pada peti ‘Yesus anak
Yusuf, Mariamne e Mara, Yudah anak Yesus’ dan disimpulkan bahwa Yesus
(yang dianggap identic dengan Yesus dari Nazaret) tidak mati disalib,
melainkan kawin dengan Maria Magdalena (yang dianggap identik dengan
Mariamne) dan kemudian memiliki anak bernama Yudah berdasarkan tulisan
peti tulang itu. Yesus disitu disebut ‘Anak Yusuf’ padahal dalam Injil
Kanonik Ia biasa disebut ‘Yesus orang Nazaret.’ Lain lagi dengan James
D. Tabor, dalam bukunya ‘Jesus Dynasty’ (2006) ia menolak
anggapan bahwa Yesus mengawini Maria Magdalena tapi setelah film ‘The
Lost Tomb of Jesus’ ia menganut pendapat bahwa Yesus mengawini Maria
Magdalena yang juga bernama Mariamne. Ada lagi legenda soal petualangan
Yesus bahwa ia tidak mati disalib tapi menikahi Maria Magdalena dan
pergi ke Kashmir dan beranak cucu dan dikuburkan di Srinagar. Di jepang juga ada legenda mirip Kashmir tapi Yesus pergi ke Jepang Utara dan kuburannya ada di Herai.
Karen King dan Agenda Jesus Seminar
Melihat
sosok Karen King kita jangan mudah terkecoh dibalik profesorat
Harvardnya, sebab terlebih di kalangan ilmu-ilmu sosial, motivasi dan
agenda orang yang menyebarkan ikut berperan. Karen King adalah fellow dari ‘Jesus Seminar,’
organisasi yang motivasi dan agendanya mendiskreditkan Yesus dan biasa
menyebar-luaskannya sensasi yang belum teruji melalui mass-media.
Sebagai contoh, Karen L. King dalam bukunya ‘The Gospel of Mary of Magdala’
(2003) menyebut tidak ada indikasi dalam naskah gnostic koptik bahwa
dalam Injil Maria Magdalena Maria adalah isteri Yesus. Namun, ketika
diramaikan isu ‘The Lost Tomb of Jesus’ dimana diklaim bahwa
ditemukan kuburan keluarga yang memuat peti-peti tulang (osuari) dengan
nama-nama Yesus anak Yusuf, Mariamne-e-Mara, Yudah anak Yesus,dan
mengklaim bahwa ‘Yesus Anak Yusuf’ itu Yesus dari Nazaret dan
Mariamne-e-Mara itu Maria Magdalena, dan bahwa Yudah itu anak mereka
berdua, Karen L. King mendukungnya, padahal dalam bukunya ‘The Gospel of Mary of Magdala’
yang setebal 230 halaman itu ia tidak sekali pun menyebut bahwa Maria
Magdalena mempunyai nama alias ‘Mariamne,’ ini bukan kesimpulan ilmiah
melainkan spekulasi sensasi.
Apa agenda umum dibalik penulisan buku dan pembuatan film-film kontroversial itu? Agendanya jelas yaitu ‘Menolak Injil Yesus Kristus.’ Misi anti Kristus ini terungkap dalam beberapa cara, yaitu a.l.: Pertama, ‘Menolak Ketuhanan Yesus’,
dan Yesus diturunkan menjadi sekedar manusia darah daging yang terikat
nafsu-nafsunya yang kemudian mati disalib atau secara alami; Kedua ‘Kemanusiaanya direndahkan dengan Skandal-skandal’
seperti Yesus berpacaran dengan Maria Magdalena (Jesus Christ
Superstar) dan mengawini Maria dan Marta (The Last Temptation of
Christ), bercerai dengan Maria Magdalena dan menikah dengan Lydia (Jesus
The Man). Yesus dianggap frustrasi dan mati dalam kegagalan dan Judas
dijadikan pahlawan (The Last Temptation of Christ), Yudas yang
menyelamatkan Yesus melalui kematiannya agar Yesus dibebaskan dari
kedagingannya (injil Yudas); dan Ketiga ‘Menolak Kekristenan Historis dan menekankan kekristenan alternatif’
yang melebihkan Injil-Injil dan tulisan gnostik koptik diatas Injil
Kanonik dengan banyak ditemukannya naskah-naskah gnostik koptik yang
berasal dari abad-III – IV.
Umat kristiani hendaknya menyikapi isu-isu miring tentang Yesus dengan tenang dan senyum, dan kiranya “Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.” (1 Kor.1:3)
Sumber: YABINA ministry