Semuanya itu kutuliskan kepada kamu,
supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu
memiliki hidup yang kekal. I Yohanes 5:13
Kalimat ini ditulis kepada orang-orang
Kristen yang ragu untuk menyakinkan mereka bahwa mereka telah beriman
kepada Tuhan Yesus tahu bahwa Allah benar dalam firmanNya bahwa, Allah
mengasihi, Allah mengaruniakan, kita percaya, kita diselamatkan. Titik.
Perhatikan kata “supaya kamu tahu bahwa kamu memiliki hidup yang kekal”
(I Yohanes 5:13). Ia tidak mengatakan, saya harap demikian atau semoga
demikian, tetapi Alkitab mengatakan “tahu” dipastikan, diyakinkan,
dijamin. Ketika Anda menjadi milik Allah, selamanya Anda tetap milik
Allah. Kepastian ini didasarkan pada iman di dalam Yesus Kristus.
Di kayu salib, Yesus Kristus telah
melakukan segalanya, membayar hutang dosa, menanggung hukuman dosa agar
kita diselamatkan. KematianNya merupakan transaksi kekal, begitu juga
dengan hasil-hasilnya. Dalam Yohanes 19:30 Yesus berseru, “Tetelestai.” Tetelestai adalah perfect pasif indikatif dari kata teleĊ,
yang berarti “sudah selesai, tuntas, sudah lengkap.” Dijamin selesai
dan sempurna. Hutang dosa telah dibayar tuntas, hukuman dosa telah
ditanggung penuh, dan semua dosa telah dipikulNya. Ia tidak menyisakan
apa-apa untuk kita tanggung kecuali menerimaNya dengan iman.
Keselamatan jiwa adalah jaminan kekal
yang Allah janjikan kepada mereka yang bertobat dan percaya pedaNya.
Artinya, setiap orang yang telah berada di dalam Kristus (lahir baru),
keselamatannya pasti terjamin secara kekal. Bahkan, meskipun Anda jatuh
ke dalam dosa, dosa tersebut tidak membatalkan anugerah keselamatan yang
telah Tuhan berikan dengan Cuma-Cuma.
Namun, doktin ini sering disalah-pahami
orang. Seseorang yang telah diselamatkan tidak berarti bebas atau sesuka
hati melakukan dosa. Jika ada orang percaya sengaja melakukan dosa
karena merasa dirinya telah terjamin, sangat mungkin orang tersebut
belum diselamatkan atau korban dari ajaran sesat. Pertobatan sejati
membuat seseorang merasa jijik melakukan dosa. Bahkan ketika ia secara
tidak sadar telah melakukan dosa, ia akan malu dan sedih karena telah
berdosa. Keselamatan berhubungan dengan kekudusan Allah.
Mengapa keselamatan kita sedemikian terjamin?
Pertama, Saya memiliki jamainan keselamatan karena Tuhan saya telah menyelesaikan karya penebusan.
Ini adalah jaminan yang berasal dari luar diri saya. Ini adalah
seseuatu yang tidak dapat saya kerjakan, tetapi ini adalah sesuatu yang
telah dikerjakan oleh Kristus bagi saya sebagai orang yang telah
bertobat dan percaya.
Sudah selesai – seluruh anugerah
penebusan Allah sudah lengkap pada saat kematian Tuhan saya. Darah Yesus
Kristus, Anak Allah itu telah menyucikan seluruh dosa saya. Saya tidak
dapat menambahkan itu dengan apapun. Saya juga tidak dapat
menguranginya. Itu adalah murni sesuatu yang Tuhan sendiri telah
kerjakan untuk saya.
Kedua, Ia telah melahirkan saya ke dalam keluarga Allah.
Sesuatu yang Allah kerjakan di dalam diri saya, dalam natur saya, dan
saya dilahirkan kembali. Saya adalah anggota keluarga Allah, anak-anak
Allah. “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya
menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya”
(Yohanes 1:12).
Mengapa orang percaya cenderung meragukan keselamatannya?
1. Dosa dalam hidup mereka.
Dosa membawa perasaan terasing dari
Allah, perasaaan terisolasi. Dalam surat Yohanes yang pertama, Alkitab
memperingatkan orang Kristen untuk memeriksa keselamatannya jika mereka
terus saja sering berbuat dosa dengan untuk waktu yang lama (1 Yohanes
3:9). Dengan kata lain, jika dosa merupakan kecondongan yang tetap dalam
hidup Anda, maka Anda sebaiknya memikirkan tentang keselamatan Anda,
sudahkah Anda sungguh-sungguh bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus?
Sebaiknya, jika Anda berbuat dosa dosa dan merasa sangat sedih, hal ini
mengindikasikan sesungguhnya Anda adalah kepunyaan Yesus Kristus.
Orang-orang yang belum diselamatkan
dapat berbuat dosa sepanjang hari dan tidak merasa menyesal. Hanya
anak-anak-Nya yang merasakan adanya kekuarangan-harmonis dengan Bapanya
jika ia berbuat dosa. Namun dosa perbuatan, perkataan dan pikiran dalam
kehidupan orang percaya dapat merusak iman dan membuat seseorang
meragukan keselamatannya, meskipun orang tersebut telah terjamin
keselamatannya. Oleh sebab itu menjaulah dari dosa.
2. Ajaran palsu/sesat.
Ajaran palsu dapat membawa kepada
keraguan akan keselamatan. Ada pengajaran yang mengajarkan iman saja
tidak cukup. Orang percaya harus berusaha hidup kudus, rajin melayani,
rajin ke gereja, rajin berbuat baik, jika tidak maka kemungkinan tidak
akan masuk surga. Pengajaran sesat ini telah menghancurkan iman beberapa
orang Kristen dan telah melecehkan kematian Yesus yang menebus tuntas
semua dosa kita.
Jika keselamatan tergantung kepada apa
saja selain dari karya penebusan Kristus yang sempurna di kayu salib,
maka kita dalam masalah besar. Jika Anda dan saya punya bagian tugas
untuk mempertahankan keselamatan dengan usaha dan jasa, akan sangat
sulit untuk hidup dengan penuh keyakinan. Pengharapan, ada; keyakinan,
tidak. Sekali kita diangkat sebagai anak, selamanya akan tetap anak.
3. Penekanan berlebihan pada perasaan/emosi.
Ketika seluruh kehidupan orang Kristen
didasarkan pada emosi/perasaan dan bukannya pada kebenaran/pengajaran,
maka orang tersebut hidup dalam ketidakpastian akan keselamatan. Akan
ada banyak yang patah hati, menderita dan sengsara. Akan ada
kecenderungan keraguan akan berlipat ganda, ketika iman didasarkan pada
perasaan. Iman didasarkan pada kebenaran Allah. Dan perasaan kita harus
dikendalikan oleh kebenaran. Semangat dan kesetiaan seorang Kristen
mengalir dari pengertiannya kepada kebenaran.
4. Tidak mempercayai firman Allah.
Keselamatan dan kehidupan kekal adalah
janji Allah kepada mereka yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan
Yesus Kristus. Janji tersebut dituliskan dalam firman-Nya, yakni
Alkitab. Yesus sendiri berkata dalam injil Yohanes 3:16, …”barangsiapa
yang percaya kepada-Nya tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup yang
kekal.”
Kisah Para Rasul 16:31 memberitahu kita
bahwa barang siapa percaya kepada Tuhan Yesus akan diselamatkan. Yohanes
3:18, Barangsiapa percaya kepada-Nya (Yesus), ia tidak akan dihukum.
Roma 10:9-10 juga berkata jika dengan hati kita percaya dan dengan mulut
kita mengaku, kita pasti diselamatkan. Allah tidak akan dan tidak
mungkin berubah. Dapatkah Tuhan berdusta? Tidak. Masalahnya ada pada
manusia yang masih meragukan janji-Nya.
5. Serangan Iblis.
Iblis senang membisikkan, “lihatlah dirimu, lihatlah perbuatanmu.”
“Hei, orang Kristen tidak berbuat seperti itu.” Tidak hanya iblis
membisikkan itu, namun ia juga sering menggunakan manusia sebagai
pesuruh-pesuruhnya. Iblis adalah penuduh. Kita membutuhkan Firman Allah
untuk menangkal tuduhan-tuduhannya. Namun, ada beberapa kebenaran yang
Allah inginkan kita mengerti, untuk melawan musuh kepastian.
Bagaimana kita melawan musuh kepastian?
A. Pertama, kita harus mengerti bahwa menyelamatkan kita adalah keinginan atau kehendak Allah.
I Timotius 2:4 menyatakan bahwa Tuhan yang menghendaki supaya setiap orang diselamatkan
dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Petrus memberitahukan kita
bahwa Tuhan menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya
semua orang berbalik dan bertobat (II Petrus 3:9). Ia berdiri dengan
tangan terbuka, sama seperti ayah dari anak pemboros itu, untuk
menyambut kita ke dalam keluargaNya. Sungguh bodoh jika ada yang
mengembalikannya kepada Tuhan, “ ya terserah Tuhan saja.”
B. Kedua. Kita harus mengerti persiapan Allah untuk keselamatan kita. Ia telah melakukan segala yang mungkin agar kita diselamatkan.
Ia memberi nyawanya menjadi tebusan bagi
semua orang. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di
kayu salib supaya kita, yang telah mati terhadap dosa kita hidup untuk
kebenaran. Ia membayar harga untuk keselamatan, dan sangat tidak masuk
akal untuk berpikir bahwa, setelah ia membayar begitu mahal dengan
darah-Nya sendiri, keselamatan tetap tidak pasti. Sungguh suatu
penghinaan terhadap salib Kristus. Yesus Kristus telah memberikan segala
yang kita butuhkan untuk keselamataan kita.
C. Ketiga, Kita mempunyai suatu tanggung jawab.
Yesus tidak mati, bangkit, naik ke
sorga, dan dengan sendirinya (otomatis) kita diselamatkan. Alkitab tidak
mengajarkan keselamatan universal yaitu bahwa semua orang otomatis
diselamatkan. Yohanes mengatakan, tetapi semua orang yang menerimanya diberinya kuasa menjadi anak-anak Allah yaitu mereka yang percaya
dalam namaNya. Lebih lanjut Yohanes 3:36 mengatakn “Barangsiapa percaya
kepada Anak (Yesus), ia beroleh hidup yang kekal. Satu ayat dalam
Yohanes 5:24 merangkum topik ini: “Aku berkata kepadamu. Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataanku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal. Harus ada suatu keputusan pasti.”
Sumber:
Anthony Hoekema, Save by grace (momentum)
Billy Graham, Damai dengan Allah (interaksara)
Charles Stanley, Perjalanan mulia (Interaksara)
Tonny Evans, Sungguh-sungguh diselamatkan (Interaksara)
Suhento Liauw, Kapan saja saya mati, saya pasti masuk sorga (Graphe)