Bab ini berusaha menulis suatu pernyataan
pengajaran yang paling penting diseluruh Alkitab. Saat saya pertama
mencoba berkotbah tentang hal ini beberapa tahun yang lalu, saya memohon
pada Tuhan untuk ada kehalusan dalam menyatakan hal ini. Sekarang saya
harus akui masih ada keengganan dipihak saya untuk mengatakan bahwa
tidak ada harapan bagi orang yang sudah mati, tapi suatu penantian akan
lautan api yang menakutkan. Keengganan untuk menyatakan tentang neraka
bukanlah hasil dari keraguan akan kesengsaraan akhir dari orang yang
tidak percaya. Sebaliknya, karena semakin yakinnya akan hal ini
menimbulkan kegentaran memikirkan jiwa yang terbuang dalam laut api
selamanya.
Neraka—Hal yang Tidak Populer
Saya sadar hal ini tidak disukai. Sejak
momentum dimana Jonathan Edwards berkotbah tentang “Orang Berdosa
ditangan Allah yang Murka,” pengajaran tentang hukuman orang yang
terhilang sekarang mulai tidak jelas. Surat kabar harian mencetak pada
May 29, 1944. “Seorang Pendeta Angkata Laut mengatakan hari ini beberapa
pejabat angkatan laut melarang pendeta mengatakan tentang bahaya
neraka. Pendeta itu, Frederick Volbeda, dari
Washington, seorang veteran Pearl Harbor, berkata bahwa atasannya
mendengar dia berkotbah tentang pertobatan dan hukuman yang didapat
menyuruhnya bersumpah agar tidak berkotbah api neraka lagi diatas
kapalnya” Pendeta Volbeda melaporkan hal ini saat ulang tahun ke 84
General Assembly of the Southern Presbyterian Church.
Saat Irvin S. Cobb, seorang pelawak dan
penulis terkenal dunia, mati March 1944, dia berpendapat bahwa surga
merupakan “suatu tempat yang sangat bodoh, yang diisi oleh orang
sombong, individu yang agrasif,” dan kemudian dia menambahkan “neraka
mungkin memiliki iklim yang buruk tapi bersemangat.” Tentu Cobb tidak
percaya adanya neraka, karena dia menyuruh orang yang nanti mengatur
penguburannya “menghindari pembacaan atau upacara Kristen, yang
menurutnya salah satu kepercayaan yang paling kejam yang diwarisi oleh
leluhur. Sebaliknya biarlah Mazmur 23 dibacakan. Didalamnya tidak ada
lautan api kekal.”
Irvin Cobb jelas merupakan pelawat yang
sukses, tapi tidak ada humor tentang neraka yang bisa membebaskan dia
dari sakit dan penderitaan jiwanya sekarang. Hal yang terbaik yang bisa
dikatakan orang ini tentang Tuhan Yesus Kristus adalah Dia merupakan
“orang terbaik yang pernah hidup.” Untuk semua pujian dan humanisme
Tuhan kita hanya menjawab “anda harus dilahirkan kembali.” Mengenai hal
penting dan kekal ini Cobb menyatakan dirinya. Jika dia mati dengan
menolak setiap pengajaran iman Kristen, betapa seriusnya akibat
perkataannya. Tuhan menegaskan semua yang menolak dan mengejek FirmanNya
sebagai “Mereka bagaikan ombak laut yang ganas, yang membuihkan keaiban
mereka sendiri, . . . baginya telah tersedia tempat di dunia kekelaman
untuk selama-lamanya” (Jude 13). Suatu saat keadaan akan berbeda, dan
“Dia, yang bersemayam di sorga, tertawa; Tuhan mengolok-olok mereka”
(Psalm 2:4).
Hati kita bersimpati dan bersedih untuk
Cobb dan jutaan orang yang seperti dia yang mati dalam ketidakpercayaan
dan masuk kedalam kekekalan lautan api yang dulu mereka tidak percaya.
Mr. Cobb meminta agar Mazmur 23 dibacakan
karena tidak ada “ancaman lautan api kekal”. Kita tidak ingin berdebat
akan isi teologis dari Mazmur Daud ini, tapi kita bisa katakan tanpa
takut kontradiksi bahwa pengetahuan Cobb akan Alkitab adalah hasil
penyelidikan atas dasar prasangka. Penulis Mazmur ini juga Pencipta
semua yang dunia tahu tentang masa depan, dan Eskatologi Alkitab tidak
diam tentang hukuman kekal bagi yang tidak percaya dalam suatu tempat
siksaan.
Teori yang Salah
Banyak teori berlawanan telah terbentuk
mengenai hal ini. Tentu saja, semua yang disebutkan dibawah ini
merupakan teori manusia yang tidak didukung oleh Firman Tuhan. Disini
kita hanya menyatakan dengan singkat dari sisi manusia. Teorinya adalah Keabadian Bersyarat, Universalism dan Teori Restorasi.
1. Keabadian Bersyarat.
Teori ini berkata bahwa semua orang yang tidak menerima hidup kekal akan
mati seperti binatan dan akan hilang tak ada existensinya lagi. Ini
menyatakan bahwa keabadian merupakan kondisi atas diterimanya hidup
kekal. Jika seseorang mati tanpa menerima hidup kekal dia tidak akan
dihukum. Dia akan dihilangkan.
2. Universalism. Teori
ini memegang pendapat adanya penebusan universal. Sebagai contoh,
sebagian Alkitab digunakan untuk membuktikan bahwa Kristus mati seperti
umumnya manusia. Maka dari tiu semua manusia akan diselamatkan pada
akhirnya. Universalism menggunakan teks Paulus seperti: “Dialah yang
kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap
orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang
kepada kesempurnaan dalam Kristus” (Colossians 1:28). Jelas Paulus tidak
bermaksud mengatakan bahwa setiap orang yang datang kedunia akan
disempurnakan dalam Kristus. Kata “setiap orang” hanya bisa menunjuk
pada mereka yang merupakan tujuan dari surat; yaitu, “kepada
saudara-saudara yang kudus dan yang percaya dalam Kristus” (1:2). Teori
ini tidak menyangkal bahwa semua manusia sudah jatuh dalam dosa, tapi
berpendapat bahwa semua manusia akhirnya akan diselamatkan dan masuk
kedalam hidup kekal. Universalism gagal karena mereka mengabaikan fakta
Alkitab bahwa keselamatan dan hidup kekal merupakan bagian dari
pemberian ilahi kepada “siapapun yang dikehendakiNya.”
3. Teori Restorasi.
Pandangan ini, sering disebut Restitutionism, setuju dengan universalist
dalam hal tidak menolak bahwa manusia sudah jatuh, tapi suatu waktu,
disuatu tempat, semua ciptaan (termasuk setan dan malaikat yang jatuh)
akan dipulihkan dan didamaikan dengan Tuhan. Berlawanan dengan akal
sehat, sebagian besar orang menilai pandangan ini mustahil. Tapi mari
kita lihat teks yang biasa mereka gunakan dalam membentuk dasar
pandangan Restitutionism. Mereka mengutip perkataan Tuhan: “dan Aku,
apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang
kepada-Ku” (John 12:32). Kita harus hati-hati bahwa perkataan Kristus
ini tidak membawa kita percaya pada pengajaran sesat Restitutionism.
Juruselamat kita tidak pernah memaksudkan bahwa semua orang pada
akhirnya akan diselamatkan melalui penyalibanNya. Dr. A. C. Gaebelein
dalam tafsirannya “The Gospel of John” berkata: “analogi teks lainnya
menunjukan dengan jelas bahwa satu-satunya alasan yang masuk akal
adalah, penyaliban Kristus memiliki pengaruh “menarik” bagi semua
manusia dan bangsa, baik Yahudi maupun non-Yahudi.” Tapi ayat ini juga
bisa memiliki aplikasi masa depan. Dalam ayat sebelumnya (31)
dihubungkan dengan ayat 32, Yesus bicara tentang masa depan saat
“penguasa dunia ini akan dilemparkan keluar.” Dari situ, dihari itu
“semua orang” akan dibawa kepadaNya.
Salah satu teks favorit Restitutionists
adalah salah satu pernyataan Petrus dalam kotbah keduannya setelah
Pentakosta. Petrus berkata:
Karena itu sadarlah dan bertobatlah,
supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan
mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus.
Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala
sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya
yang kudus di zaman dahulu. (Acts 3:19-21).
Sekali lagi pengajar ajaran ini mengambil
kalimat dan mengeluarkannya dari konteks dan menyesuaikannya dengan
pemikiran mereka. Perkataan “pemulihan segala sesuatu” tidak bisa
ditafsirkan dengan benar tanpa dikaitkan hanya kepada Israel. Ingat,
kepada Israellah Petrus menujukan surat ini. Pernyataan pembukaannya
adalah “Hai orang Israel” (ayat 12). Itu pemulihan segala sesuatu untuk
Israel saat Kristus datang untuk memulihkan bangsa. Lebih jauh, itu akan
menjadi “pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu.” Kita
harus membatasi definisi pernyataan Petrus, karena kita harus
membatasinya hanya pada pemulihan yang diperantarai nabi-nabiNya. Para
nabi sering bicara tentang pemulihan Israel ketanah Palestina, tapi tak
satupun dalam tulisan nabi muncul kesimpulan bahwa orang mati diluar
Kristus akan diselamatkan.
Restitutionism sangat bergantung pada
pernyataan Paulus dalam Philippians 2:10, 11, “supaya dalam nama Yesus
bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan
yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: Yesus Kristus adalah
Tuhan, bagi kemuliaan Allah, Bapa!.” Bagian ini berarti baha semua
ciptaan, baik yang hidup maupun mati, surga, bumi, atau dibawah bumi,
akan mengaku dan menyatakan bahwa Allah Bapa telah memberikan AnakNya.
Tidak ada satupun indikasi bahwa semua orang yang mengenal otoritas
Kristus harus diselamatkan ataupun akan diselamatkan.
Saat Tuhan ada didunia iblis sering mengakui otoritasNya (lihat Mark
1:24, 34; 3:11, 12), dan kita tahu bahwa api kekal disiapkan untuk setan
dan malaikat pengikutnya (Matthew 25:41).
Arguing Against Hell from the Love of God
Kita sering mendengar bahwa Tuhan terlalu
baik, dan pemaaf untuk bisa mengijinkan manusia menderita dalam neraka.
Meminta kasih dan belas kasih Tuhan, manusia berkeras bahwa Dia tidak
akan mengijinkan ciptaanNya binasa. Ada banyak pernyataan indah dan
sentimental tentang kasih Tuhan yang dikutip untuk mendukung pandangan
bahwa Dia tidak mengijinkan satu jiwapun untuk menderita dalam
kekekalan. Tapi kita tidak berani kehilangan fakta bahwa seseorang lolos
dari neraka bukan tergantung pada kasih Tuhan tapi tergantung pada
pertobatan dan iman setiap individu. Tuhan itu kasih, pasti, tapi
manusia juga memiliki kehendak bebas. Manusia bukan dikutuk keneraka
oleh Tuhan, tapi mereka ada disana karena menolak satu-satunya cara
menghindari hukuman dosa, iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Tuhan adalah
kasih dalam PL, tapi orang Israel dihukum karena dosa mereka. Tuhan
adalah kasih sekarang, tapi Dia tidak membuka pintu hukuman untuk
meloloskan mereka seharusnya dihukum karena dosanya. Ini adalah
perlakuan adil bagi masyarakat untuk melindungi diri dari perbuatan
criminal, dan jelas surga jadi tidak aman atau menyenangkan jika tidak
ada proteksi atas dosa dan kejahatan. Bagi penulis kelihatannya harus
memisahkan orang percaya dan yang jahat. Itu akan menghina keadilan dan
kehormatan Tuhan kalau Dia mengijinkan yang tidak kudus dan penolak
Kristus ada didalam “semua yang disediakan Allah untuk mereka yang
mengasihi Dia” (1 Corinthians 2:9).
Akibat dosa adalah hukuman. Hukuman yang
tepat pada seorang anak tidak merusak kasih orangtua. Dosa dihukum
sepasti api membakar, dan Tuhan menjalankan hukum kekal bahwa “apapun
yang ditabur, itulah yang dituainya” (Galatians 6:8).
Neraka—Suatu Tempat Penghukuman yang Akan Datang
Sebagian orang melibatkan diri dalam
pemikiran tentan neraka. Dikatakan bahwa api neraka berarti siksaan
kesadaran. Orang lain berkata bahwa neraka hanyalah kubur. Kita tidak
meragukan kalau siksaan kesadaran merupakan bagian dari hukuman kekal,
tapi neraka bukan hanya siksaan kesadaran saja. Tapi kita tidak setuju
dengan mereka yang mengajar bahwa neraka hanyalah kubur. Mereka pasti
penipu atau buta huruf dengan mengatakan neraka hanya kubur. Saat orang
kaya yang tidak selamat mati dia pergi keneraka, dan berteriak: “aku
sangat kesakitan dalam nyala api ini.” (Luke 16:24). Jelas dia tidak
hanya dikubur. Dia memiliki 5 saudara yang ingin diselamatkan, agar
tidak ketempat dimana dia berada sekarang. Jika kelima saudaranya
bertobat dan selamat, itu tidak akan menghindarkan mereka dari kubur,
karena “manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja” (Hebrews
9:27). Pertobatan tidak akan membuat orang keneraka tapi tidak
meloloskannya kekubur. Tubuh setiap manusia, kecuali mereka yang hidup
saat Kristus datang, akan kembali kedebu. Neraka bukan kubur. Tubuh
orang kaya sudah mati, tapi orang itu tahu bahwa jiwanya ada disuatu
tempat yang tidak hanya dalam keadaan roh.
Perhatikan penggunaan kata “api,” yang
menunjukan bahwa api neraka merupakan tempat itu sendiri. Berulang kali
Tuhan dan para rasul bicara tentang api neraka.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang
yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada
saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang
berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala
(Matthew 5:22).
Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api (Matthew 7:19).
Anak Manusia akan menyuruh
malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang
menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam
Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah
akan terdapat ratapan dan kertakan gigi (Matthew 13:41, 42).
Jika tanganmu atau kakimu menyesatkan
engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke
dalam hidup dengan tangan kudung atau timpang dari pada dengan utuh
kedua tangan dan kedua kakimu dicampakkan ke dalam api kekal. Dan jika
matamu menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih
baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan bermata satu dari pada
dicampakkan ke dalam api neraka dengan bermata dua (Matthew 18:8, 9).
Dan Ia akan berkata juga kepada mereka
yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang
terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis
dan malaikat-malaikatnya (Matthew 25:41).
Di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam (Mark 9:44).
Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham,
kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya
ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam
nyala api ini (Luke 16:24).
dan mengadakan pembalasan terhadap mereka
yang tidak mau mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan
kita (2 Thessalonians 1:8).
Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat
yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang
meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam
dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar, sama seperti Sodom
dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama
melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar,
telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang
(Jude 6, 7).
maka ia akan minum dari anggur murka
Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murka-Nya; dan ia akan
disiksa dengan api dan belerang di depan mata malaikat-malaikat kudus
dan di depan mata Anak Domba (Revelation 14:10).
Sebab itu segala malapetakanya akan
datang dalam satu hari, yaitu sampar dan perkabungan dan kelaparan; dan
ia akan dibakar dengan api, karena Tuhan Allah, yang menghakimi dia,
adalah kuat. (Revelation 18:8).
Maka tertangkaplah binatang itu dan
bersama-sama dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan tanda-tanda di
depan matanya, dan dengan demikian ia menyesatkan mereka yang telah
menerima tanda dari binatang itu dan yang telah menyembah patungnya.
Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala
oleh belerang (Revelation 19:20).
dan Iblis, yang menyesatkan mereka,
dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan
nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya
(Revelation 20:10).
dan Iblis, yang menyesatkan mereka,
dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan
nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya
Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api.
Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan setiap orang yang tidak
ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan
ke dalam lautan api itu (Revelation 20:14, 15).
Tetapi orang-orang penakut, orang-orang
yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang
sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua
pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang
menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua
(Revelation 21:8).
Anda bisa mempelajari pernyataan diatas
dan mempercayainya, atau mengabaikannya. Anda mungkin percaya Alkitab
sekarang, atau menertawakannya. Tapi disaat anda berhadapan dengan
Firman Tuhan, ketidakpercayaan anda tidak bisa membuktikan hal itu. Saat
tubuh kebangkitan orang tidak selamat menghadap Tahta Putih, mereka
akan pergi kelautan api.
Dan tubuh serta jiwa bersama-sama akan
menderita. Yesus berkata: “Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab
saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan
mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan
bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat
akan bangkit untuk dihukum” (John 5:28, 29). Bisakah kita bertanya
bagian mana dari manusia yang ada dikubur? Kita setuju itu adalah tubuh.
Maka dari itu kita bisa percaya pada perkataan Kristus bahwa bagian
manusia yang dikubur itu akan dibangkitkan pada kekekalan.
Apakah Penghukuman yang Akan Datang itu Tidak Ada Akhir?
Saat kematian kekal keadaan setiap orang
tetap. Kata “kekal” “selamanya” dan selama-lamanya” menyatakan suatu
jangka waktu yang tiada akhir. PL menggunakan pernyataan ini untuk
menandakan kekekalan.5
Tidak masuk akal berpikir bahwa ada sorga kekal tapi tidak ada neraka
kekal. Hukuman kekal sama dengan perkataan Tuhan akan penghargaan kekal
bagi yang benar. Yesus berkata: “Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal” (Matthew 25:46).
Hidup orang benar akan selamanya, demikian juga dengan hukuman orang
jahat akan selamanya. Alkitab berkata bahwa keselamatan adalah kekal (Hebrews 5:9), hidup kekal (John 6:54), penebusan kekal (Hebrews 9:12), dan mendapat bagian yang kekal (Hebrews 9:15). Tapi juga dikatakan bahwa api neraka adalah kekal
dan selamanya (Matthew 18:8; Jude 7); belenggu neraka adalah selamanya
(Jude 6); hitamnya kegelapan adalah selamanya (Jude 13), dan disiksa
untuk selamanya (Revelation 20:10). Hukuman untuk yang jahat dan hidup untuk yang benar sama panjang, “untuk selama-lamanya.”
DIMANA NERAKA?
Disini kita tidak bisa dogmatic.
Pertanyaan ini tidak bisa dijawab sepenuhnya. Secara geografis neraka
tidak bisa ditentukan. Teori lama yang dipegang banyak orang adalah
neraka ada diinti bumi. Sebuah artikel singkat muncul dalam “Moody
Monthly” (July 1940) didalamnya penulis mencoba menentukan lokasi
neraka. Berikut ini ringkasan artikel itu.
Jelas bahwa neraka bukan dibumi. Petrus berkata tentang hari dimana bumi akan hilang oleh api:
bumi dan segala yang ada di atasnya akan
hilang lenyap. Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara
demikian…. Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang
baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran (2 Peter 3:10-13).
Kita tidak berkeras dipendapat ini
tentang lokasi neraka, karena Alkitab tidak memberikan kita pernyataan
jelas tentang hal ini. Dimana kegelapan, api, dan neraka itu sendiri
tidak kita ketahui, juga kita tidak harus tahu. Cukup dengan mengatakan
bahwa neraka merupakan tempat yang dipersiapkan, untuk menjadi akhir
setiap orang yang tidak selamat.
Come sinners, seek His grace
Whose wrath ye cannot bear;
Flee to the shelter of His cross,
And find salvation there.
Whose wrath ye cannot bear;
Flee to the shelter of His cross,
And find salvation there.
See an excellent book on the subject, entitled “The Bible: Its Hell and Its Ages,” by T. J. McCrossan, Seattle, Washington.